Catatan Sejarah Letusan Gunung Merapi Sejak Tahun 1006 hingga 2021

- 28 Januari 2021, 11:52 WIB
Gunung Merapi
Gunung Merapi ///Twitter @BPPTKG

 

KABAR JOGLOSEMAR- Sejak Rabu (27/1/21) Gunung Merapi meluncurkan 36 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 500-3000 meter ke arah barat daya atau hulu kali Krasak.

Sejak tanggal 4 Januari 2021 lalu, gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi yang bersifat efusif.

Sebenarnya meletusnya gunung Merapi tidak dianggap sesuatu yang baru oleh masyarakat sekitar karena masyarakat sudah mengetahui kondisi gunung yang masih aktif ini umumnya akan erupsi pada periode tertentu antara 2 hingga 5 tahun sekali.

Baca Juga: Bikin Kaya Mendadak, Ini 8 Manfaat Tanaman Porang Atau Iles-iles yang Jarang Diketahui

Baca Juga: Setelah Disuntik Vaksin COVID-19 yang Kedua, Ini yang Dirasakan Menkes

Meski demikian sikap waspada tetap harus dilakukan jika sewaktu-waktu gunung Merapi meletus dengan hebatnya.

Seperti dalam catatan sejarah, tercatat beberapa kali dalam beberapa kurun waktu gunung Merapi pernah meletus sangat dahsyat.

Bahkan diriwayatkan dalan sejarah, letusan gunung Merapi terdahsyat sampai menghancurkan peradaban kerajaan Mataram kuno.

Berikut 6 catatan sejarah letusan gunung merapi mulai dari letusan bersifat ringan hingga letusan yang sangat dahsyat.

Baca Juga: Terjadi 52 Guguran Awan Panas Gunung Merapi Selama 24 Jam, Arah ke Kali Boyong dan Krasak

Baca Juga: Mengenal 12 Karakter Shio, dari Shio Tikus hingga Shio Kerbau

1.Letusan Tahun 1006

Letusan gunung Merapi pada tahun 1006 disebut-sebut mengubah sejarah peradaban Jawa. Erupsi pada tahun 1006 disebut merupakaan letusan terdahsyat. Namun riwayat letusan itu menyimpan banyak perdebatan.

Mitos dan legenda muncul karena efek domino dari letusan gunung Merapi kala itu.

Letusan tersebut merusak peradaban kerajaan Mataram kuno dan merusak Candi Borobudur dan candi lainnya yang dibuat pada abad ke-9

2.Letusan Tahun1872

Letusan gunung Merapi yang cukup besar berikutnya terjadi pada tahun 1872. Tercatat erupsi saat itu merupakan letusan gunung Merapi terdahsyat di masanya.

Baca Juga: Viral Mobil Dihadang Istri hingga Sempat Membantah, Wakil DPRD Sulut Akhirnya Minta Maaf

Baca Juga: Terjadi 52 Guguran Awan Panas Gunung Merapi Selama 24 Jam, Arah ke Kali Boyong dan Krasak

Saat itu, erupsi terjadi selama 120 jam tanpa jeda. Awan panas dan material memusnahkan pemukiman yang berada di ketinggian di atas 1000 mdpl. Letusan gunung Merapi tahun 1872 berlangsung selama 5 hari.

3.Letusan Tahun 1930

Letusan Gunung Merapi yang memiliki dampak besar tercatat mulai dari tahun 1006, 1786, 1822, 1872 dan 1930. Letusan gunung Merapi tahun 1930 menimbulkan awan panas yang meluncur hingga 20 kilometer ke arah barat.

Akibatnya, 13 desa terkubur, 23 desa yang dilalui awan panas rusak dan menewaskan 1.369 penduduk.

4. Letusan Tahun 2006

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY menjelaskan, letusan awal gunung Merapi di tahun 2006 terjadi pada tanggal 13 Mei dan berstatus awas hingga 9 Juni 2006. 

Baca Juga: Mengenal 12 Karakter Shio, dari Shio Tikus hingga Shio Kerbau

Letusan pada tahun 2006 erupsi diawali dengan pertumbuhan kubah lava dengan jarak luncur awan panas mencapai 7 KM dan menghanguskan sebagian besar hutan di kawasan Kaliadem Kabupaten Sleman.

Munculnya kubah lava pada 26 April kemudian disusul luncuran awan panas mengarah ke kali Krasak dan Boyong serta kali Gendol pada 14 Mei hingga 9 Juni 2006 dengan jarak luncur 4,5 sampai 5 KM. Sempat pula terjadi gempa dengan kekuatan 6,2 skala richter pada 27 Mei 2006.

Letusan Merapi tahun 2006 ini  mengingatkan kita pada peristiwa “Geger Boyo" yang turun. Yaitu runtuhnya kubah lava yang menempel di dinding puncak. Letusan Merapi tahun 2006 ini menelan korban jiwa setidaknya 151 orang

Baca Juga: Mengenal 12 Karakter Shio, dari Shio Tikus hingga Shio Kerbau

Baca Juga: Mari Berkreasi! Ini Ide Dekorasi Valentine yang Praktis dan Gampang Dibuat Sendiri

5. Letusan Tahun 2010

Tahun 2010 menjadi letusan besar terbaru yang memiliki kekuatan yang hampir sama seperti tahun 1872 dan memakan sejumlah 273 orang.

Letusan pada tahun 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan “tipe Merapi” karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh yang terdengar hingga jarak 20 km – 30 km.

Pasca erupsi pada 2010, gunung Merapi kembali mengalami erupsi magmatis pada 11 Agustus 2018, yang berlangsung hingga September 2019.

Gunung Merapi kembali memasuki fase intrusi magma baru, yang ditandai dengan peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan Juni 2020.

Baca Juga: Warga Kalitengah Kembali ke Barak Pengungsian di Glagaharjo

Baca Juga: Mengenal Arti dari Sincia, Tradisi hingga Bedanya dengan Imlek

Setelah letusan eksplosif pada Juni 2020 kegempaan internal mulai mengalami peningkatan. Kemudian terjadi pemendekan jarak baseline EDM sektor Barat Laut Babadan-RB1 sebesar 4 cm.

Setelah itu, pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai September 2020.

Sejak Oktober, kegempaan meningkat makin intensif. Kondisi tersebut sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava pada April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi tahun 2010.

Baca Juga: Hujan di Puncak Merapi, BPPTKG Minta Masyarakat Waspada Adanya Lahar

Baca Juga: Merapi Luncurkan Awan Panas, 150 Warga Turgo di Sekitar Kali Boyong Mengungsi

Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat. Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif.

Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material, dan awan panas sejauh maksimal 5 km.

6. Letusan Tahun 2021

Dan yang baru-baru ini terjadi, sejak tanggal 4 Januari 2021, gunung Merapi diperkirakan sudah memasuki fase erupsi yang bersifat efusif.

Pada hari  Rabu (27/01), sejak pukul 00.00-14.00 WIB, Gunung Merapi telah meluncurkan 36 kali guguran awan panas dengan jarak luncur antara 500-3000 meter ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong. 

Baca Juga: Terjadi Aktivitas Gunung Merapi, BPPTKG Sebut Merapi Masuk Fase Erupsi Efusif Sejak 4 Januari

Awan panas tercatat pada Seismograf dengan amplitudo antara 15-60 mm dan durasi 83-197 detik.  Dampak dari luncuran awan panas gunung Merapi, sejumlah lokasi melaporkan hujan abu dengan intensitas tipis maupun tebal.***

Editor: Sunti Melati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x