KABAR JOGLOSEMAR - Pada Senin, (25/1) sore, hujan lebat telah mengguyur puncak Gunung Merapi hingga menyebabkan adanya banjir lahar dingin dengan durasi sekitar 1,5 jam di Kali Woro, Klaten.
Peristiwa tersebut adalah kali pertamanya terjadi banjir lahar dingin sejak Gunung Merapi di tetapkan status siaga. Dalam peristiwa tersebut, satu unit motor milik warga menjadi sasaran keganasan aliran lahar dingin.
Diketahui motor tersebut milik Sukar, seorang warga Desa Sidorejo. Usai kejadian, kondisi motornya ditemukan dalam keadaan rusak berat.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Mengenai Kasus Mesum di Halte Bus Senen Jakarta, Baru Kenal hingga Dibayar 22 Ribu
Baca Juga: D.O EXO Sapa Penggemar Lewat V LIVE Bareng Sehun
Adapun kronologi dari peristiwa banjir lahar dingin Merapi tersebut. Awalnya, Sukar turun ke sungai Kali Woro dengan motornya dan ingin mengingatkan para penggali pasir yang berada di sana agar segera naik.
Namun Sukar justru bernasib naas, motor miliknya diterjang banjir lahar dingin. Meskipun demikian, peristiwa ini tidak memakan korban jiwa.
Menurut Jenarto (38), salah satu warga Desa Sidorejo, ia mengungkap bahwa memang ada banjir lahar dingin Gunung Merapi yang terjadi setelah hujan yang begitu lebat.
Baca Juga: Diduga Menyalahgunakan Narkoba Jenis Baru, Polisi Rilis Penangkapan Selebgram Syiva Angel
Baca Juga: Brand Lokal Favorit Masyarakat Kini Hadir Jadi Merchant Baru ShopeePay
“Hujan deras memang terjadi di puncak. Sedangkan di Desa Sidorejo sendiri hanya gerimis sejak pukul 15.30. Banjir lahar dinginnya sampai di Kali Woro yang berada di samping rumah saya sekitar pukul 16.30,” kata Jenarto, Senin 25 Januari 2021.
Karena rumahnya dekat dengan Kali Woro, Ia mengaku dirinya sempat melihat arus banjir lahar dingin tersebut.
Jenarto melihat beberapa material yang terbawa dari puncak Gunung Merapi yang meliputi beberapa batu serta pasir.
Baca Juga: 7 Fakta Unik Moon Bin ASTRO, Salah Satunya Ingin Kencani Cha Eun Woo
Baca Juga: 34.200 Sekolah Siap Menggelar Pembelajaran Tatap Muka
Menurutnya, banjir lahar dingin Gunung Merapi tersebut mengalir sampai melewati Sabo Dam 1, Karangbutan.
Dalam peristiwa ini dipastikan tidak ada para penambang pasir yang berada di lokasi tersebut, lantaran mereka telah berhenti melakukan aktivitasnya usai mengetahui kondisi puncak Gunung Merapi.
Salah seorang penambang, Widodo (40) mengungkap bahwa aliran banjir lahar dingin Merapi sangat deras.
Baca Juga: Kemendikbud akan Melakukan Asesmen Nasional Sistem Pendidikan
Baca Juga: Perayaan Tahun Baru Imlek Identik dengan Hujan? Ternyata Ini Penyebabnya
“Warga sekitar justru sudah turun ke Kali Woro. Istilah ngapling kalau orang sini, untuk besok pagi mulai bekerja (menambang),” kata Widodo.
Dilain tempat Nur Tjahjono Suharto, selaku Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, menghimbau kepada warga masyarakat setempat agar selalu waspada.
“Saya imbau kepada warga agar meningkatkan kewaspadaannya. Apabila ada kemungkinan potensi longsornya tebing,” ujar Nur. ***