Setelah letusan eksplosif pada Juni 2020 kegempaan internal mulai mengalami peningkatan. Kemudian terjadi pemendekan jarak baseline EDM sektor Barat Laut Babadan-RB1 sebesar 4 cm.
Setelah itu, pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai September 2020.
Sejak Oktober, kegempaan meningkat makin intensif. Kondisi tersebut sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava pada April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi tahun 2010.
Baca Juga: Hujan di Puncak Merapi, BPPTKG Minta Masyarakat Waspada Adanya Lahar
Baca Juga: Merapi Luncurkan Awan Panas, 150 Warga Turgo di Sekitar Kali Boyong Mengungsi
Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat. Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif.
Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material, dan awan panas sejauh maksimal 5 km.
6. Letusan Tahun 2021
Dan yang baru-baru ini terjadi, sejak tanggal 4 Januari 2021, gunung Merapi diperkirakan sudah memasuki fase erupsi yang bersifat efusif.
Pada hari Rabu (27/01), sejak pukul 00.00-14.00 WIB, Gunung Merapi telah meluncurkan 36 kali guguran awan panas dengan jarak luncur antara 500-3000 meter ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong.