Di Tengah Pandemi Virus Corona, Dua Sektor Ekonomi Ini Tumbuh Sangat Tinggi

7 November 2020, 10:39 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. /ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

KABAR JOGLOSEMAR - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membawa kabar gembira tentang ekonomi Indonesia. Ia menyebutkan bahwa ada dua sektor ekonomi saat ini tumbuh tinggi.

Apa itu? Pertama, sektor informasi dan komunikasi dan kedua sektor jasa kesehatan. Untuk sektor informasi dan komunikasi tumbuh cukup tinggi yakni 10,6 persen, sementara sektor jasa kesehatan tumbuh lebih tinggi lagi yakni mencapai 15,3 persen.

Menurut Menkeu Sri Mulyani dalam siaran pers secara virtual, Kamis (5/11/2020), kinerja positif sektor informasi dan komunikasi terjadi karena didorong oleh permintaan terhadap jasa komunikasi dan ekonomi digital yang tinggi seiring dengan pola aktivitas rutin yang banyak dilakukan secara online.

Baca Juga: Netizen Geger, Ada Video Syur Mirip Gisel di Sosial Media

Sementara upaya penanganan pandemi virus Corona yang dijalankan oleh seluruh fasilitas kesehatan, menurut Menkeu, didorong oleh belanja pemerintah di bidang penanganan pandemi virus Corona, menciptakan aktivitas yang tinggi di sektor jasa kesehatan.

Selain itu, menurut Menkeu Sri Mulyani, sektor-sektor yang terkait dengan pariwisata dan mobilitas masyarakat, yang tertekan sangat dalam pada triwulan II, juga mencatat perbaikan meskipun masih dalam zona kontraksi.

Untuk sektor transportasi dan pergudangan, menurut Menkeu, membaik ke -16,7 persen setelah terkontraksi dalam hingga -30,8 persen. Sedangkan sektor penyediaan akomodasi makan minum juga membaik ke -11,9 persen dari sebelumnya terkontraksi -22,0 persen.

Baca Juga: Simak 30 Produk Prancis yang Beredar Luas di Indonesia, Ternyata Ada Hotel Juga

Sri Mulyani yang dikutip Kabar Joglosemar.com dari laman kominfo.go.id menyatakan bahwa pemerintah Indonesia akan terus mendorong momentum pemulihan ekonomi dengan berbagai kebijakan. Misalnya, penyerapan belanja APBN 2020 dan program PEN terus diakselerasi untuk menangani masalah kesehatan akibat virus Corona, menjaga daya beli masyarakat dan memastikan aktivitas dunia usaha kembali bangkit.

Sementara pada saat yang sama, menurut Menkeu Sri Mulyani, koordinasi dan sinergi pemerintah dengan otoritas keuangan seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan, akan terus diperkuat guna memastikan stabilitas ekonomi tetap terjaga dan proses pemulihan dapat diakselerasi.

Menurut Menkeu Sri Mulyani Indrawati, untuk memastikan penurunan penularan virus Corona, pemerintah akan terus memperkuat sistem kesehatan, mendorong testing, tracing dan treatment (3T) serta memastikan agar masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak atau 3M.

Baca Juga: Apakah Semua Orang Harus Registrasi Ulang BPJS Kesehatan? Ini Jawabannya

Pada bagian lain, Menkeu Sri Mulyani mengatakan bahwa pemulihan ekonomi di triwulan III 2020 mengalami titik balik. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi sisi produksi, dimana hampir semua sektor mengalami perbaikan.

Ia menyebutkan bahwa sektor-sektor yang terpukul pada triwulan II telah mengalami perbaikan yang sangat nyata. Misalnya, sektor transportasi dan pergudangan membaik dari tumbuh -30,8 persen menjadi -16,7 persen (YoY).

Selain itu, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan-Minum meningkat pesat dari -22,0 persen menjadi -11,9 persen (YoY). Dua sektor kontributor terbesar, juga mengalami perbaikan, yakni sektor industri pengolahan pada triwulan II tumbuh -6,2 persen meningkat menjadi -4,3 persen (YoY).

Baca Juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani Beberkan Kondisi Ekonomi Indonesia di Tengah Pandemi Corona

Kemudian, sektor perdagangan besar dan eceran membaik dari -7,6 persen menjadi -5,0 persen (YoY). Dengan adanya berbagai dukungan stimulus fiskal, maka diharapkan mampu mendorong proses pemulihan sektor usaha sejalan dengan adaptasi kebiasaan baru yang mulai berjalan.

Menurut Menkeu Sri Mulyani yang dikutip Kabar Joglosemar.com dari kominfo.go.id, sektor pertanian juga mampu tetap tumbuh positif 2,2 persen. Hal ini didukung oleh peningkatan produksi pangan seiring dengan masa panen padi.

Dikatakan, peningkatan ekspor produk turunan kelapa sawit juga mendorong kinerja positif produksi hasil perkebunan. Sementara sektor pertambangan masih menghadapi tekanan dengan tumbuh -4,3 persen. Hal ini terjadi karena kondisi permintaan dan harga komoditas energi global, seperti minyak gas dan batubara.

Baca Juga: Jangan Tunggu Sampai Dibekukan, Ini Cara Mudah Registrasi Ulang BPJS Kesehatan

Sementara sektor industri pengolahan, menurut Menkeu, juga tumbuh sebesar -4,3 persen. Kondisi ini lebih baik dibanding pada triwulan II yang tumbuh sebesar -6,2 persen. Sedangkan aktivitas manufaktur kembali bergerak pasca relaksasi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di berbagai wilayah yang menjadi pusat industri nasional.

Kemudian, sektor perdagangan juga menunjukkan tren yang sama, yakni tumbuh -5,0 persen atau membaik dari -7,6 persen pada triwulan II. Menurut Menkeu, secara umum kinerja kedua sektor tersebut banyak dipengaruhi oleh perbaikan mobilitas masyarakat dan berbagai dukungan pemerintah terhadap dunia usaha dan UMKM.

"Upaya pemulihan masih perlu terus diakselerasi agar momentum pertumbuhan dapat terjaga dan segera kembali pada zona positif," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati.***

Editor: Sunti Melati

Sumber: kominfo.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler