Budaya Nuthuk Marak, Warganet: Jogja Tak Siap jadi Kota Wisata

- 1 Juni 2021, 10:37 WIB
Kawasan Malioboro yang tak pernah sepi wisatawan saat musim liburan
Kawasan Malioboro yang tak pernah sepi wisatawan saat musim liburan /dishub.jogjaprov

KABAR JOGLOSEMAR - Viralnya berita tentang harga tak wajar baik barang dan jasa di kawasan Malioboro dan sekitarnya, seperti tarif parkir Maliboro, sangat mencoreng citra Malioboro bahkan citra Jogja sebagai kot tujuan wisata.

Selama budaya nuthuk (penetapan harga tak wajar) tersebut tetap terjadi maka selama itu Jogja tak siap menjadi kota tujuan wisata

"Jogja belum siap dan tak akan siap menjadi kota tujuan wisata, karena budaya nuthuk begini sudah sejak lama dan tidak ada tindakan tegas yang nyata," komentar Agus Guscer, seorang warganet, mengomentari postingan Rena Deska Physio yang syok dan heran saat melihat tarif parkir mobil Rp 20.000 di Titik Nol Kilometer Jalan KH Ahmad Dahlan pada Minggu, 30 Mei 2021 malam 23.30 WIB.

Baca Juga: Dishub Kota Jogja Tindak Pelaku Parkir Rp 20 Ribu yang Viral

Menurut Agus Guscer yang dikutip Kabar Joglosemar dari Facebook Grup ICJ pada hari Senin, 31 Mei 2021, budaya nuthuk sangat merugikan citra pariwisata di Jogja, terutama di kawasan Malioboro dan sekitarnya. Hal ini sangat berbeda dengan di Bali, terutama di Denpasar.

Bali yang jelas-jelas daerah destinasi wisata kelas dunia, menurut Agus Gusper, semua pelaku wisata mendukung Perda dan tidak ada kejadian menaikkan harga secara sepihak.

Di Denpasar, harga tanah pun sangat mahal, tapi tarif parkir di sana jelas. Tarif parkir mobil untuk wisatawan lokal Rp 5.000 dan wisatawan asing Rp 10.000.

Baca Juga: BLT UMKM Rp 1,2 Juta Masih Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftar di Dinas Koperasi dan UKM Setempat

"Tidak ada aji mumpung dengan nuthuk harga di Denpasar," kata Agus Gusper.

Halaman:

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x