Soal Kartun Nabi Muhammad, Dewan Kepercayaan Muslim Prancis: Saya Rasa Ini Bukan Cara yang Tepat

- 3 November 2020, 09:15 WIB
Mohammed Moussaoui, presiden Dewan Kepercayaan Muslim Prancis
Mohammed Moussaoui, presiden Dewan Kepercayaan Muslim Prancis /MAXPPP/VINCENT ISORE

Baca Juga: Panduan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11, Ada 7 Langkah

“Saya rasa ini bukan cara yang tepat untuk menjelaskan kebebasan berekspresi kepada anak-anak,” kata Moussaoui dalam wawancara dengan France Info pada 27 Oktober 2020 lalu seperti dikutip KabarJoglosemar.com dari New York Times.

“Kewajiban persaudaraan memaksa semua orang untuk melepaskan beberapa hak," lanjutnya.

Ia pun memberikan saran agar Prancis mau "melepaskan beberapa hak" tidak tepat.

"Jika kebebasan berekspresi memberikan hak untuk menjadi satir atau humoris, kita dapat memahami bahwa kartun yang menempatkan seorang nabi yang sangat penting bagi jutaan orang percaya dalam postur yang menjurus dan merendahkan tidak dapat termasuk dalam hak ini," tambah dia.

Baca Juga: Ini Pembelaan Emmanuel Macron soal Gelombang Protes hingga Aksi Boikot Produk Prancis

Seperti yang banyak diketahui, pada awal Oktober lalu, Emmanuel Macron berpidato soal Melawan separatisme - Republik beraksi. Di situ, ia menyinggung salah satunya soal publikasi kartun.

Masih pada bulan yang sama, setelah kematian Samuel Paty, seorang guru sejarah yang dibunuh setelah menunjukkan kartun nabi di kelasnya, semakin memperjelas dukungan terhadap kebebasan berekspresi.

Hal itu diungkapkan lewat beberapa postingan di akun Twitter miliknya. Profesor yang dimaksud Macron di postingannya itu diduga merujuk pada Samuel Paty.

“Kami akan terus bertahan, profesor. Kami akan terus berjuang untuk kebebasan, kamu telah jadi wajah perjuangan mempertahankan republik,” kata Macron lewat unggahannya di Twitter pada 22 Oktober 2020.

Halaman:

Editor: Galih Wijaya

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x