Muncul Lonjakan Kasus Covid-19 di Jogja, Sultan HB X Pertimbangkan Opsi Lockdown

- 18 Juni 2021, 14:52 WIB
Gubernur DIY Sri Sultan HB X pertimbangkan opsi lockdown jika penerapan PPKM mikro tak lagi efektif
Gubernur DIY Sri Sultan HB X pertimbangkan opsi lockdown jika penerapan PPKM mikro tak lagi efektif /Instagram/@humasjogja

KABAR JOGLOSEMAR - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, tengah mempertimbangkan opsi lockdown wilayah Jogja mengingat adanya lonjakan kasus Covid-19.

Sultan menyebut lockdown sebagai salah satu kemungkinan terburuk jika pelaksanaan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) tak efektif di lapangan.

"Kami kan sudah bicara PPKM Mikro ini sudah bicara nangani di tingkat Rt/Rw, dan padukuhan. Kalau itupun gagal, mobilitasnya seperti ini, ya kan kalau weekend terus mau apalagi? Ya lockdown," kata Sri Sultan HB X di Kepatihan, Jumat (18/6/2021) siang.

Sultan HB X mengatakan pihaknya akan menggelar rapat dengan Satgas Covid-19 tingkat Kabupaten/Kota dan para dokter pada Senin pekan depan.

Baca Juga: 5 Provinsi di Pulau Jawa Dominasi Penambahan Kasus Tertinggi COVID-19

"Sudah bicara karantina di masing-masing Kabupaten/Kota. Kami baru mendengar Senin siang kami akan rapat bersama, baik dengan dokter-dokter, atau Kabupaten/Kota," jelas Sri Sultan HB X.

Dalam rencana rapat kerja tersebut, Sultan HB X akan membahas perihal kesanggupan Kabupaten/Kota untuk lebih melakukan pengetatan ekstra kepada masyarakat atau tidak mengingat setelah adanya lonjakan Covid-19 di Jogja.

Pasalnya, kebijakan PPKM mikro yang sudah diberlakukan selama ini, pemerintah DIY sudah mengeluarkan perintah supaya dilakukan pengontrolan hingga ke tingkat Rt/Rw.

"Mereka (Kabupaten/Kota) mau lebih mengetatkan masyarakat atau enggak. Karena kami sudah bicara soal ngontrol di tingkat Rt/Rw. Kalau gagal arep ngopo meneh? (Kalau gagal mau apalagi?)," kata Sri Sultan.

Baca Juga: Juli 2021 Jepang Fix Gunakan Paspor Vaksin, Apa Alasannya?

"Kita belum tentu bisa mencari jalan keluar. Ya satu-satunya jalan ya Lockdown," tegas Sri Sultan.

Gubernur DIY juga merujuk ke data tingkat keterisian ranjang perawatan Covid-19 di rumah sakit rujukan atau Bed Occupancy Ratio (BOR) ruang isolasi yang semakin tinggi saat ini.

Dari awalnya hanya terpakai 36 persen kini sudah melonjak 75 persen akibat lonjakan kasus yang nyaris menembus 600 kasus baru per hari pasca sebulan lebaran ini.

Sri Sultan turut menyinggung terkait isi Instruksi Gebernur (Ingub) yang dikeluarkan oleh dirinya, yakni terkait izin acara di tengah kebijakan PPKM Mikro harus berdasarjan Kapanewon.

Baca Juga: DIY Masuk 5 Besar Tambahan Kasus Harian Tertinggi Positif Covid-19

"Kemarin (Ingub No 15/INSTR/ 2021) maunya ada keputusan izin Kelurahan harus sampai atasan (camat) gitu loh dan sebagainya dengan harapan semakin ketat masyarakat (tidak berkerumun) gitu, tapi kalau masih tembus arep apa meneh (mau apa lagi kebijakannya). Ya lockdown," jelasnya.

Perlu diketahui muncul ledakan kasus Covid-19 di Jogja dalam kurun waktu dua hari terakhir pada 16 dan 17 Juni 2021.

Tercatat, pada 16 Juni 2021, penambahan kasus Covid-19 sebanyak 534 orang dengan tambahan kasus pasien Covid-19 meninggal sebanyak 15 orang.

Sementara, pada 17 Juni 2021 kemarin tercatat penambahan kasus Covid-19 nyaris menembus angka 600 orang, yakni 595 orang dengan kasus pasien meninggal sebanyak 18 orang. ***

Editor: Galih Wijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x