Kaum Difabel Dapat Beras Berkutu Gara-gara Bansos Covid-19 Dikorupsi Mantan Mensos Juliari P. Batubara

11 Februari 2021, 21:48 WIB
Mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara saat memberikan bansos Covid-19// /Instagram.com/@kemensosri

KABAR JOGLOSEMAR - Masih lekat di ingatan saat masyarakat Indonesia dikejutkan dengan penangkapan Juliari P. Batubara yang menjabat sebagai menteri sosial itu akibat korupsi dana bansos Covid-19.

Saat negara dan rakyat sedang berjibaku melawan pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai seorang mensos yang harusnya menjadi pengayom malah memangkas dana bansos.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun mengetahui tindakan tak terpuji tersebut dan melakukan operasi tangkap tangan atau OTT kepada Juliari P. Batubara.

Baca Juga: Masih Bisa Cairkan Rp3,5 Juta, Pengganti Subsidi Gaji yang Dihentikan di 2021

Baca Juga: Ketentuan Masuk Jogja saat Libur Imlek 2021

Sederet nama yang ada di Kemensos pun ikut terseret korupsi dana bansos tersebut, antara PPK Kemensos, Matheus Joko Santoso (MJS) dan Adi Wahyono (AW), serta Ardian IM (AIM) dan Harry Sidabuke (HS) dari pihak swasta.

Seperti dikutip oleh Kabar Joglosemar dari Pikiran-Rakyat dalam artikel yang berjudul Bansos Dipangkas Juliari P. Batubara, Difabel Jadi Korban: Dikasih Beras Berkutu disebutkan bahwa Juliari mendapatkan fee bansos Covid-19 sebesar Rp 10.000 per paket sembako.

Dari aksi serakahnya itu, Juliari berhasil merapu uang haram kurang lebih sebesar Rp 210 miliar.

Sampai saat ini kasus ini masih ditangani oleh pihak KPK. Namun, rakyat tidak akan pernag lupa akan perbuatan tega yang dilakukan Juliari terhadap rakyat terdampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: ShopeePay Super Online Deals Hadir Meriahkan Momen Imlek di Rumah

Baca Juga: Simak Ketentuan Prosesi Rabu Abu 2021 Hingga Aturan Pantang Selama Masa Prapaskah

Yang menjadi korban akan korupsi yang dilakukan Juliari adalah kaum disabilitas. Mereka harus menerima bantuan yang tidak layak seperti beras yang ada kutunya.

Hal ini diungkap oleh Muharyati, Ketua Himpunan Wanita Penyandang Disabilitas Indonesia dalam acara Mata Najwa.

Muharyati mengungkap kemerosotan bansos sembako yang diterimanya bahwa kelompok penyandang disabilitas tidak mendapat bansos sesuai yang mereka ajukan.

Baca Juga: Punya Chemistry Kuat, Ini Usia Asli Para Pemain Ikatan Cinta Mulai dari Arya Saloka hingga Sari Nila

Baca Juga: Punya KKS, Ini Cara Dapatkan Kartu Sembako Rp200 Ribu Hingga Akhir Tahun

“Masing-masing OPD (organisasi penyandang disabilitas) kita mengajukan untuk bantuan sosial tersebut, tetapi yang didapat tidak sesuai dengan yang kita ajukan,” ujar Murhayati sebagaimana dikutip Kabar Joglosemar dari Pikiran-Rakyat.com.

“Dan juga kualitas dan isi bantuan tersebut, untuk pertama kali mendapatkan di bulan April kita menerima bantuan yang masih sangat komplit,” katanya menambahkan.
Pada bulan pertama, Murhayati dan teman-teman penyandang disabilitas masih mendapat paket sembako yang lengkap dan berkualitas bagus.

Namun hal itu tak berlangsung lama, di bulan kedua dan seterusnya, paket sembako yang diterima para penyandang disabilitas berkurang banyak dan dengan kualitas yang juga semakin menurun.

Baca Juga: Cek di Sini, Begini Tahapan Pencairan BST Rp300 Ribu dari Kemensos yang Disalurkan Tiap Bulan

Baca Juga: Aisha Weddings Gencarkan Nikah Muda, 10 Artis Ini Ternyata Juga Nikah Muda

“Ada beras sebanyak 10 kilogram, kemudian minyak goreng 1 kilogram, mie instan 5 buah, susu UHT cair ada 5, sarden berisi 4 buah, ada gula, ada sabun,” kata Murhayati.

“Lumayan lengkap untuk pertama, sampai bulan kedua masih lengkap, tapi susunya sudah berubah, gulanya sudah menghilang, sardennya sudah berubah merek, minyak goreng juga sudah berubah merek. Telur juga sudah tidak ada,” ujarnya menambahkan.

Selain merek dari bahan pangan yang dinilai berubah dengan kualitas yang menurun, sembako seperti beras pun hampir tak layak konsumsi. Terlebih pada bantuan ketiga.

Baca Juga: Bansos yang Cair Februari 2021, Simak Informasi Cairkan BST Rp300 Ribu dan BPNT Rp200 Ribu

Baca Juga: Awal Puasa Rajab Jatuh Pada 13 Februari 2021, Ini Manfaat Puasa Rajab yang Jarang Diketahui

“Pada bantuan yang ketiga sudah banyak perubahan, sudah banyak kemerosotan terutama mie instan sudah mulai berubah merek, merek sardennya sudah tidak ada di pasaran. Dikasih beras berkutu, sudah ada yang menjadi tepung. Sardennya sudah berbau amis yang menyengat, sehingga sudah tidak layak dikonsumsi,” ujarnya.

“Kita miris sekali, karena sudah kita disabilitas, hak kita masih dikorupsi kok tega sekali,” kata Murhayati menandaskan.

Murhayati merasa sungguh miris dengan nasib yang menimpa kaum difabel akibat ulah keserakahan pejabat negara. (Nopsi Marga/Pikiran-Rakyat) ***

 

Editor: Sunti Melati

Sumber: Pikiran-Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler