Patut Waspada, BPPTKG Prediksi Letusan Gunung Merapi Akan Seperti Ini 

29 November 2020, 22:21 WIB
Penampakan Gunung Merapi /Facebook/Ranto Kresek

KABAR JOGLOSEMAR - Sejak 5 November 2020, status Gunung Merapi naik ke level III atau Siaga. Dengan status Siaga, Gunung Merapi sewaktu-waktu akan meletus.

Status Siaga atau level III berada setingkat di bawah satus level IV atau Awas. Dengan status Siaga, maka masarakat harus selalu siaga. Sehingga bila sewaktu-waktu Gunung Merapi meletus, mereka sudah siap mengungsi.

Baca Juga: Guguran Lava Jadi Potensi Ancaman Erupsi Gunung Merapi, Pemkab Diminta Siaga

Menurut Hanik Humaida, Kepala BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), dengan status level III atau Siaga, Gunung Merapi diperkirakan akan mengalami erupsi yang bersifat efusif atau lelehan.

Seperti dikutip Kabar Joglosemar dari laman resmi/bnpb.go.id, Hanik Humaida menyebutkan bahwa letusan efusif dapat terjadi sewaktu-waktu. Letusan seperti ini memiliki kesamaan dengan erupsi tahun 2006.

Dalam diskusi bertajuk Erupsi Merapi, Apa yang BisaKita Lakukan melalui media daring, Minggu (29/11/2020)., Hanik menyebutkan bahwa pada kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadi erupsi yang bersifat eksplosif.

Menurut Hanik, bila memang terjadi letusan eksplosif, maka tidak akan sebesar erupsi pada tahun 2010. "Kalau eksplosif itu tidak sebesar tahun 2010," kata Hanik.

Baca Juga: Kondisi Terkini Gunung Merapi, BPPTKG Ingatkan Ada Potensi Bahaya

Prediksi letusan Gunung Merapi yang bersifat efusif itu, menurut Hanik Humaida, diperoleh berdasarkan temuan sejumlah faktas ecara periodik.

"Hingga sejauh ini tidak terpantau adanya indeks kegempaan vulkanik dalam," kata Hanik.

Sementara berdasarkan data yang dihimpun dari pengamatan, gas yang dapat mempengaruhi pola erupsi Gunung Merapi telah terlepas secara berangsur-angsur. Pola kegempaan pun memiliki kesaman dengan pra erupsi pada tahun 2006.

"Karena kegempaan vulkanik dalam itu tidak ada atau tidak terpantau alat.Tidak ada tekanan berlebih dari dapur magma. Pola kegempaan juga mirip 2006. Gas-gas terilis lebih dulu," kata Hanik Humaida.

Dengan melihat perkembangan tersebut, Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng yang menjadi keynote speaker lam diskusi itu mengingatkan bahwa meski perkiraan sementara eupsi Gunung Merapi akan bersifat efusif, namun dia tetap meminta seluruh komponen agar tetap siaga dan waspada.

"Jangan menganggap remeh. Sebab, pada periode sebelumnya erupsi Gunung Merapi telah memberikan pelajaran dan gambaran yang nyata tentang potensi dan ancaman bahayanya. Dulu ada bunker bawah tanah, tapi nyatanya nggak kuat," kata Ganjar Pranowo.

Baca Juga: 12 Desa di DIY dan Jawa Tengah Ini Masuk dalam Radius Daerah Bahaya Bencana Merapi

Ganjar yakin masyarakat di lereng Gunung Merapi sudah lebih mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan ketika terjadi erupsi.

Di samping itu, Gubernur Jateng juga percaya bahwa masyarakat lereng Gunung Merapi memiliki kearifan lokal tentang Early Warning System yang baik dan masih dipertahankan hingga saat ini.

"Saya melihat kearifan lokalluar biasa. Kentongannya hidup lagi. Early Warning System yang baik sekali. Masyarakat sudah sangat mengerti tentang kondisi Gunung Merapi dan apa yang harus segera mereka dilakukan," kata Ganjar Pranowo.

Ganjar juga meminta segenap komponen dan pemerintah di daerah agar dapat menggunakan hasil monitoring BPPTKG terkait perkembangan aktivitas Gunung Merapi tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan berbasis pengurangan risiko bencana.

Hanik juga mengajak seluruh masyarakat di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III agar selalu waspada dan dapat memahami tentang fenomena alam yang kemudian akan memberikan pelajaran dan manfaat untuk ke depan. ***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Tags

Terkini

Terpopuler