Sementara, busana Semekan Batik Tengahan Sutra, dikenakan oleh putri dalem yang sudah menikah biasanya untuk upacara malam hari atau dikenakan oleh orang tua/ orang yang dirinya sudah merasa tua. Kemudian busana Kampuhan Penganthi, busana ini dikenakan oleh putri dalem atau menantu dalem pada saat bertugas sebagai pendamping pengantin di dalam kraton.
Baca Juga: Kenapa Centro di Ambarrukmo Plaza Ditutup? Ini Jawabannya
Busana Pesiar, dikenakan oleh putri dalem yang sudah menikah pada saat berpergian, plesir ke luar negeri, tamasaya, pacuan kuda, dan sebagainya. Busana Agustusan, busana yang dikenakan oleh putri dalem yang sudah menikah, dikenakan saat menghadiri upacara di gubernuran (kantor gubernur Belanda) untuk merayakan ulang tahun Ratu Belanda Wihilmena, setiap tanggal 31 Agustus. Dan berikutnya adalah busana Kampuhan Kromo dikenakan oleh putri dalem yang sudah menikah pada saat mengahadiri Grebeg dan Ngabekten.***