Menyusuri Jejak Sejarah Studio Musik Tertua di Museum Lokananta

- 12 Desember 2020, 17:17 WIB
Koleksi piringan hitam Museum Lokananta
Koleksi piringan hitam Museum Lokananta /Kabar Joglosemar/Windy Anggraina

Ruang selanjutnya adalah ruang koleksi peralatan rekaman yang pernah digunakan di Museum Lokananta, seperti mesin duplikasi kaset audio, VHS, mesin pemotong pita kaset, dan pemutar piringan hitam. Koleksi mesin tersebut mayoritas diproduksi pada tahun 1960-1990-an.

Di ruang koleksi mesin, terdapat koleksi piringan hitam lawas yang sepenuhnya diproduksi oleh Lokananta Record.

Salah satunya adalah souvenir piringan hitam bagi negara-negara peserta ASEAN Games tahun 1962. Semua koleksi piringan hitam itu masih bisa diputar sampai saat ini lho.

Puas melihat berbagai koleksi Museum Lokananta, Anda akan menemukan sebuah ruangan studio rekaman. Sama seperti studio pada umumnya, ruangan ini dibuat kedap suara.

Didalamnya, terdapat alat-alat rekaman lawas, termasuk konsol (alat pemutar video) musik yang hanya ada dua di dunia, satu di Lokananta dan satu lagi di London.

Kepala Percetakan Negara Republik Indonesia (PRNI) Lokananta Surakarta, Marini M Ghozali menjelaskan, saat ini koleksi piringan hitam yang ada di Lokananta ada 50 ribu lebih dan masih dijaga dengan baik agar tidak lapuk karena lembab atau termakan usia.

Baca Juga: Baru Menikah, Yura Yunita dan Pasangan Ternyata Punya Panggilan Sayang Unik

"Di Museum Lokananta ada 50 ribu lebih piringan hitam. Sekitar 2000 an piringan hitam saat ini sedang dicover ulang karena kondisinya yang sudah tua. Cover ulang ini dilakukan agar kondisi piringan hitam tetap terjaga," ungkapnya.

Bertahan Di Tengah Gempuran Musik Digital

Bertahan di industri musik yang serba digital tentu bukan perkara mudah bagi Museum Lokananta.

Halaman:

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah