Gatot dan Thiwul Panganan Jadul yang Masih Eksis

- 10 Desember 2020, 14:33 WIB
 Sosok Mbah Surat penjual jajanan jadul yang tetap eksis.
Sosok Mbah Surat penjual jajanan jadul yang tetap eksis. /Foto: Tedy Kartyadi/Kabar Joglosemar

KABAR JOGLOSEMAR -- Bagi usia paruh baya mengisi hari liburan tentu kurang seru apabila tidak berburu kuliner khas dan jajanan jadul, semacam gethuk, thiwul, gatot, lopis dan sebagainya. Jajanan jaman dulu seperti itu masih cukup mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional yang ada di Yogyakarta.

Selain pasar tradisional ada juga pedagang yang buka lapak di pingiran jalan atau di tempat-tempat strategis lainnya.

Salah satunya adalah Mbah Surat (65 tahun), wanita sepuh dari Dusun Cabean, Bantul ini, lebih dari setengah umurnya berprofesi sebagai penjual makanan atau jajanan khas jaman dulu.

Baca Juga: Digelar 9-10 Januari Mendatang, Ini Nominasi Golden Disc Awards 2021  

Setiap pagi Mbah Surat buka lapak di Madyasura, bekas plengkung akses masuk ke wilayah nJeron Benteng Kraton Yogyakarta dari sisi timur atau tepatnya di pinggir Jalan Mantrigawen Lor, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta.

Lapaknya sederhana berupa kronjot semacam kranjang dari anyaman bambu utuk membawa barang, yang atasnya diberi alas dan sebuah meja kecil disampingnya.

Jajanan Gatot Thiwul
Jajanan Gatot Thiwul Foto: Tedy Kartyadi/Kabar Joglosemar

Ada getuk, thiwul, gatot, lopis, ketan dengan toping srundeng, juruh (saus) gula kelapa dan wur (bubukan kedelai, gula dan parutan kelapa). Untuk kulinernya berupa nasi gudangan (urap) dengan lauk tahu dan tempe sengek.

“Semua jajanan dan makanan ini dimasak sendiri dari tengah malam, dengan dibantu suami. Hanya bahan-bahan seperti, ketela dan gaplek (ketela kering) dibeli di pasar,” tutur Mbah Surat dalam bahasa Jawa Krama Madya, kepada Kabar Joglosemar, Kamis (10/12/2020).

Halaman:

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x