Dirinya berharap kemunculan awan ini hanya hal biasa dan bukan pertanda akan datangnya sesuatu.
"Semoga awan biasa mas," harapnya.
Disamping pendapat awan mirip Semar, ada pula yang mengatakan awan mirip Semar di langit Gunung Merapi itu justru mirip lebih Presiden Donald Trump, hingga karakter kartun Barnacle Boy di Spongebob.
Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Yogyakarta Sigit Hadi Prakosa mengatakan hal itu sebagai fenomena alam biasa.
Baca Juga: Cara Cek Status NIK di BPJS Kesehatan, Penting dan Pastikan Aktif Agar Tak Perlu Registrasi Ulang
"Masyarakat umum menyebut awan ini sebagai awan topi, awan tudung atau juga awan kanopi karena seolah menjadi penutup yang menyelubungi puncak gunung," ujar Sigit,
Awan Lenticularis mulai terbentuk saat arus angin yang mengalir sejajar permukaan bumi mendapat hambatan dari objek tertentu seperti pegunungan.
Akibat hambatan tersebut, arus udara tersebut bergerak naik secara vertikal menuju puncak awan.
Baca Juga: BPPTKG Perkirakan Erupsi Gunung Merapi Diperkirakan Mengarah ke Barat
Jika udara naik tersebut mengandung banyak uap air dan bersifat stabil, maka saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung uap air tersebut mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung. Inilah mengapa awan Lenticularis terbentuk.