Tanpa basis data yang andal, setiap upaya improvisasi kebijakan hanya bakal berujung pada kesia-siaan, karena output yang berkualitas tinggi pasti memerlukan input yang bermutu tinggi pula sekaligus sebagai proses atau pengolahan yang unggul.
Dikatakan, semua hal itu sulit bisa terwujud jika tidak disertai rujukan data yang kuat, sehingga urusan data tidak bisa dikesampingkan.
"Untuk mencapai hasil kebijakan yang efektif dan efisien dibutuhkan data yang detail dan rinci terkait seberapa besar dan efektif kontribusi yang sudah kita sumbangkan terhadap hasil yang ingin kita capai,” kata Ida Fauziyah.
Ida memberi contoh kebutuhan data yang andal berkaitan dengan supply dan demand pasar kerja.
Karena masih belum sempurna mengakibatkan permasalahan seperti pengangguran dan mismatch antara kompetensi pekerja dan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja masih sulit diatasi.
Baca Juga: Terungkap Jadwal BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang Kapan Cair, Langsung Cek Penerima Lewat Link Ini
“Tentu kita sudah mulai bekerja dan akan terus bekerja bagaimana mengupayakan data yang tervalidasi dengan baik,” kata Menaker.***