Ini Awal Mula Penyebab Boikot Produk Prancis di Banyak Negara

- 3 November 2020, 19:11 WIB
Seruan boikot produk Prancis di salah satu toko
Seruan boikot produk Prancis di salah satu toko /Twitter/@Aadil78577096

 

KABAR JOGLOSEMAR - Belakangan dunia tengah diramaikan dengan dengan boikot produk dari negara Perancis.

Aksi boikot produk dari negara Perancis dilakukan oleh sejumlah negara mulai dari Turki, Kuwait, Mesir, dan masih banyak negara lainnya.

Aksi protes yang dilakukan dengan pelarangan produk dari Prancis dijual bahkan dibeli di toko bermula dari persoalan kartun Nabi Muhammad dan ucapan Presiden Perancis, Emmanuel Macron.

Sekitar September 2020, proses pengadilan penyerangan di kantor Majalah Charlie Hebdo pada 2015 lalu kembali bergulir.

Baca Juga: Apa Kata Dewan Kepercayaan Muslim soal Polemik Kartun Nabi Muhammad? Ini Jawabannya

Di bulan yang sama itulah, penerbit majalah satir itu kembali menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Sempat ada aksi protes yang dilayangkan kepada kantor lama majalah itu.

Tak lama berselang, pada 2 Oktober 2020 lalu. Macron menyampaikan pidato soal separatisme islamis. Dalam pidato yang panjang itu, ia menyebut banyak hal termasuk krisis yang terjadi di sana.

"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini di seluruh dunia, kita tak hanya melihat hal ini di negara kita saja" ungkap Macron seperti dikutip KabarJoglosemar.com dari Reuters.

Sekitar 2 minggu berselang, tepatnya pada 16 Oktober 2020, Samuel Paty, seorang guru sejarah ditemukan tewas terbunuh oleh remaja imigran.

Baca Juga: Simak 20 Produk Prancis yang Beredar Luas di Indonesia

Baca Juga: Pidato Lengkap Macron yang Berujung Riuh Aksi Boikot Produk Prancis di Berbagai Negara

Samuel Paty sendiri diketahui sempat mengajar di kelas soal kebebasan berpendapat dengan menunjukkan kartun Nabi Muhammad sebagai contohnya.

Penghormatan untuk Paty digelar dan dihadiri oleh Macron. Dilansir dari France 24 kala itu, di hadapan sekitar 400 tamu di Universitas Sorbonne.

"Kami akan melanjutkan perjuangan untuk kebebasan," kata Macron pada 21 Oktober 2020.

Belum sampai di situ, dukungannya untuk kebebasan berpendapat dan dukungan atas aksi Paty ditunjukannya lewat cuitan pribadi di Twitter pada 22 Oktober 2020.

“Kami akan terus bertahan, profesor. Kami akan terus berjuang untuk kebebasan, kamu telah jadi wajah perjuangan mempertahankan republik,” kata Macron.

Bagi Macron, pemenggalan guru sejarah tersebut merupakan serangan teroris Islam. Macron juga menuduh Muslim bersikap separatis.

Bahkan, Macron membela bahwa kartun Nabi Muhammad merupakan bentuk kebebasan berekspresi warganya.

Baca Juga: Ini Kata Jokowi soal Pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang Picu Boikot Produk Prancis

Hal ini membuat umat Muslim di seluruh dunia menunjukan sentimennya atas ujaran Presiden Prancis itu. Seperti yang diketahui, penggambaran Nabi Muhammad menyinggung Umat Islam, karena dalam tradisi Islam secara eksplisit melarang gambar Allah dan Muhammad.

Buntutnya, masyarakat dari berbagai negara menyuarakan untuk memboikot produk Perancis. Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki bahkan terang-terangan menyuarakan aksi boikot.

"Seperti yang dikatakan di Prancis, jangan beli barang buatan Turki," kata Erdogan seperti dikutip dari AFP.

"Saya serukan kepada warga saya di sini, jangan pernah memberikan pujian kepada barang Prancis, jangan membelinya," sambung dia.

Hingga saat ini, gelombang boikot masih belum mereda di sejumlah negara. ***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x