Sejarah Singkat Paskibraka Sebagai Tugas Kebanggaan Pemuda Indonesia

- 17 Agustus 2020, 12:48 WIB
8 Anggota Paskibraka yang telah dikukuhkan Presiden untuk bertugas pada dua upacara di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2020.
8 Anggota Paskibraka yang telah dikukuhkan Presiden untuk bertugas pada dua upacara di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2020. /BPMI/Setkab.go.id

KABAR JOGLOSEMAR - Presiden Joko Widodo mengukuhkan delapan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang akan bertugas pada upacara bendera di Istana Negara pada 17 Agustus 2020.

Berbeda dari tahun sebelumnya, dimana jumlah Paskibraka Nasional di Tahun ini terdiri dari delapan personil, berasal dari anggota Paskibraka yang pernah bertugas di Tahun 2019.

Hal tersebut dilakukan sebagai langkah Pemerintahan dalam melakukan kegiatan yang berbasis pada protokol kesehatan di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Indonesia.

Baca Juga: 7 Fakta Upacara HUT ke-75 RI di Istana Merdeka

Menurut Peraturan Menpora Republik Indonesia No. 0065 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, rekrutmen Paskibraka dilakukan dalam tiga jenjang, yakni Kabupaten/kota. kemudian Provinsi, dan Nasional.

Seluruh personil Paskibraka Indonesia merupakan pemuda-pemudi terpilih pada tingkatan SMA atau sederajat yang terseleksi ketat.

Namun sebelum menjadi anggota terpilih Paskibraka terdapat beberapa tahapan sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh peserta seleksi, seperti psikotes, tes baris berbaris, tes parade, tes kesehatan dan kebugaran, tes pengetahuan umum, tes jasmani, tes kesenian daerah, hingga tahapan wawancara.

Apabila dalam seleksi provinsi tidak lolos, maka masih ada peluang bagi peserta itu untuk menjadi Paskibraka tingkat kota/kabupaten. Begitu pula jika tidak lulus di level nasional, maka bisa berpeluang menjadi Paskibraka di tingkat provinsi.

Paskibraka Nasional bertugas di Istana Merdeka, khususnya saat upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI di ibu kota yang dihadiri langsung oleh Presiden, Wakil Presiden, dan para pejabat tinggi Negara.

Level di bawahnya ada Paskibraka Provinsi yang bertugas di pusat pemerintahan provinsi di bawah pimpinan seorang Gubernur. Sedangkan Paskibraka Kota ditugaskan di pusat pemerintahan kota atau kabupaten yang dipimpin seorang Wali Kota atau Bupati.

Baca Juga: Upacara HUT ke-75 RI di TPST Piyungan Diikuti Oleh Eks Napi Terorisme

Sejarah lahirnya Paskibraka

Dilansir KabarJoglosemar.com dari website resmi Kemenpora, lahirnya Pasukan pengibar bendera pusaka ini diawali ketika Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Husein Mutahar, untuk mempersiapkan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI pertama, termasuk prosesi pengibaran bendera pusaka, Sang Saka Merah Putih.

Upacara peringatan kemerdekaan pertama itu akan digelar di halaman Gedung Agung Yogyakarta, tanggal 17 Agustus 1946.

Kala itu, ibu kota RI memang dipindahkan ke Yogyakarta untuk sementara lantaran situasi di Jakarta yang gawat sejak kedatangan Belanda tak lama setelah kemerdekaan.

Mutahar, yang sebelum bertugas di Sekretariat Negara sebagai ajudan presiden adalah seorang perwira Angkatan Laut, berpikir keras untuk mewujudkan upacara peringatan kemerdekaan RI yang berkesan seperti yang dimaksud Bung Karno.

Terlintas di benak Mutahar, alangkah baiknya jika pengibaran Sang Saka Merah Putih dilakukan oleh para pemuda/pemudi dari seluruh Indonesia.

Namun, lantaran situasi darurat kala itu, mustahil untuk mewujudkan keinginan tersebut. Maka, Mutahar kemudian menunjuk 5 anak muda yang kebetulan ada di Yogyakarta saat itu, terdiri dari tiga orang putri dan dua orang putra.

Menurut Mutahar, alasan dipilihnya 5 pemuda dan pemudi itu melambangkan Pancasila atau lima sila sebagai dasar negara Indonesia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Senin 17 Agustus 2020, Scorpio Asmara Bermasalah, Pisces Ada yang Janggal

Seragam yang dikenakan para anggota Paskibraka dirancang sendiri oleh Mutahar. Seragam Paskibraka ini terinspirasi dari pakaian Presiden Soekarno yang kerap mengenakan jas bergaya militer.

Waktu itu, petugas Paskibraka laki-laki memakai jas dan celana panjang putih dengan kaos dalam merah-putih, warna bendera Indonesia.

Yang putri mengenakan atasan berupa jas serta kaos dalam dengan warna dan model serupa, dipasangkan dengan rok putih. Semua anggota Paskibraka memakai peci, mirip dengan yang selalu dikenakan oleh Bung Karno.

Sejak saat itulah, setiap kali upacara peringatan hari kemerdekaan selama Indonesia beribukota di Yogyakarta dilakukan dengan cara seperti itu, yakni melibatkan 5 orang pemuda dan pemudi sebagai Paskibraka.

Istilah Paskibraka sendiri sebenarnya baru dicetuskan pada 1973. Perumusnya adalah Idik Sulaeman yang tidak lain adalah adik dari Husein Mutahar.

Baca Juga: 5 Daftar HP di Bawah Rp 1 Juta, Cocok untuk Belajar Online

Pengembangan Paskibraka Oleh Soeharto

Pada 1967, ketika pengaruh Sukarno mulai meluruh dan diambil alih oleh Soeharto sebagai dampak terjadinya peristiwa berdarah Gerakan 30 September 1965, Mutahar kembali dipanggil untuk mengurusi Paskibraka.

Atas perintah Soeharto, Mutahar mengembangkan Paskibraka menjadi tiga kelompok bagian yang seirama dengan momen 17-8-45 atau tanggal 17 Agustus 1945, yaitu:

  • Kelompok 17 sebagai Pengiring atau Pemandu, yang terdiri dari 25 orang anggota Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) yang dipimpin oleh satu orang komandan kelompok.
  • Kelompok 8 sebagai Pembawa atau Inti, yang terdiri dari 8 anggota Paskibra yang dipimpin oleh seorang komandan kelompok, serta 4 orang anggota TNI yang memagari di kanan dan kiri.
  • Kelompok 45 sebagai Pengawal, yang terdiri dari 45 anggota TNI atau Polri dengan senjata lengkap yang dibagi menjadi 4 kelompok serta dipimpin oleh 4 orang komandan regu di setiap kelompoknya.

Hingga tahun 1972, anggota Paskibraka merupakan siswa/siswi SMA utusan dari 26 provinsi di Indonesia. Setiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja yang dinamakan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka.***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Sumber: Kemenpora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x