KABARJOGLOSEMAR.COM - Rusia telah mengumumkan pada Selasa, 11 Agustus 2020 bahwa mereka akan menyetujui vaksin COVID-19 setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia.
Menanggapi hal itu, banyak ahli kesehatan global yang menilai dan memperingatkan bahwa terburu-buru menawarkan vaksin sebelum pengujian tahap akhir bisa menjadi bumerang.
Yang menjadi kekhawatiran para peneliti adalah Rusia belum melakukan uji coba skala besar dari suntikan yang akan menghasilkan data untuk menunjukkan apakah itu berhasil.
Baca Juga: Amalan-Amalan yang Paling Dicintai Allah, Salah Satunya adalah Menahan Amarah
Padahal apa yang disebut uji coba Fase 3 - yang melibatkan puluhan ribu orang dan dapat memakan waktu berbulan-bulan.
“Rusia pada dasarnya melakukan eksperimen tingkat populasi yang besar,” kata Ayfer Ali, spesialis penelitian obat-obatan di Sekolah Bisnis Warwick Inggris dikutip dari Reuters oleh Kabar Joglosemar pada Rabu, 12 Agustus 2020.
Dia memperingatkan, persetujuan super cepat seperti itu dapat berarti bahwa potensi efek merugikan dari vaksin mungkin tidak terdeteksi. Hal tersebut jarang terjadi tapi ada kemungkinan.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow itu aman.
Baca Juga: 6 Keutamaan Membaca Surat Al Ikhlas Setiap Hari , Salah Satunya Memberikan Jaminan Surga
Bahkan tak hanya itu, ia juga berkata bahwa vaksin telah diberikan kepada salah satu putrinya, namun ia tidak menyebut putrinya yang mana yang menerima vaksin itu.