Network
KABAR JOGLOSEMAR - Mulai hari ini, 16 Juni 2021, Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghapus fasilitas kartu kredit bagi komisaris dan manajer Pertamina.
Ahok menilai penggunaan kartu kredit memiliki resiko besar penyalahgunaan yang besar karena pemakaianya tidak tepat sasaran.
Ahok menyatakan keputusan ini sudah disetujui oleh semua pihak dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Mulai dari dewan direksi hingga komisaris tak ada yang menolak usulan penghapusan fasilitas kartu kredit.
"Secara lisan, para dekom (dewan komisaris) dan dewan direksi tidak ada yang keberatan di RUPS atau menolak usulan penghapusan kartu kredit korporasi," kata Ahok.
Baca Juga: Dampak Positif Pandemi Covid-19, Literasi Digital Guru Meningkat
Bahkan, Menteri BUMN Erick Thohir juga sudah setuju dengan rencana penghapusan kartu kredit korporasi ini.
"Itu teknik operasional. Prinsipnya pak Menteri setuju, tetapi karena dalam RUPS diwakili surat kuasa, tidak spesifik bicara setuju," tambahnya.
Ahok belum menjelaskan apakah kebijakan ini sudah dibuat aturan internalnya atau belum. Meski begitu, Ahok menegaskan sejak RUPS Pertamina kemarin, dirinya telah melarang fasilitas kartu kredit.
Baca Juga: Nasionalis Israel Kibarkan Bendera di Yerusalem Timur, Hubungan dengan Palestina Mulai Memanas
Ia sudah meminta yang memiliki kartu kredit perusahaan segera menutupnya atau mengembalikannya kepada perusahaan.
"Kemarin saya sudah sampaikan di RUPS. mulai hari ini tidak boleh memakai kartu kredit perusahaan lagi segera ditutup dan kembalikan," tegasnya.
Alasan Fasilitas Kartu Kredit Dihapus
Ahok menjelaskan fasilitas kartu kredit ini memiliki potensi penyalahgunaan yang besar. Dia menyebut pemakaiannya bisa tidak tepat sasaran.
"Kontrol dari kemungkinan pemakaian yang tidak tepat sasaran dan tidak ada hubungannya dengan memajukan kinerja perusahaan," ujarnya.
Bahkan, perusahaan besar lainnya, seperti Astra misalnya tidak pernah memiliki fasilitas semacam ini. Ahok saat ini ingin merapikan semua pengeluaran keuangan, jangan sampai ada pemborosan.***
