61 Persen Kecelakaan Lalu-lintas di Indonesia karena Faktor Manusia

- 12 Maret 2021, 13:57 WIB
Petugas mengevakuasi korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu, 10 Maret 2021. /
Petugas mengevakuasi korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu, 10 Maret 2021. / /Antara Foto/Raisan Al Farisi/

KABAR JOGLOSEMAR - Setiap jam rata-rata 3 orang meninggal dunia di Indonesia akibat kecelakaan lalu-lintas di jalan raya. Dan kecelakaan lalu-lintas di jalan raya tersebut disebabkan beberapa hal, yakni 61 persen kecelakaan karena faktor manusia terutama terkait dengan kemampuan dan karakter pengemudi.

Selain itu, sebanyak 9 persen disebabkan karena faktor kendaraan (terkait dengan pemenuhan persyaratan teknik laik jalan) dan 30 persen disebabkan oleh faktor prasarana dan lingkungan.

Hal itu diungkapkan Winda Nur Cahyo, Ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII, yang mengutip data yang disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub Pudji Hartanto saat persiapan kegiatan Kampanye Keselamatan Jalan di Jakarta Agustus 2020, kepada Kabar Joglosemar hariKamis 4 Maret 2021.

Baca Juga: Cair Mulai 11 Maret 2021, Simak Ketentuan Dapatkan Kuota Internet Hingga 15 GB Per Bulan dari Kemendikbud 2021

Baca Juga: 3180 Suku Anak Dalam Provinsi Jambi Terima Layanan Kependudukan

Data yang diungkapkan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub Pudji Hartanto yang diungkapkan Winda Nur Cahyo dalam diskusi dan showing dengan Kepala Sub Bagian HC & Umum mewakili Kepala Cabang PT Jasa Jasa Raharja Cabang DIY Khairil ke Laboratorium Teknik Industri FTI UII tuntutan juga terjadi pada kasus kecelakaan Bus Pariwisata Sri Padma Kencana di tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, hari Rabu 10 Maret 2021.

Menurut investigator senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi Ahmad Wildan yang dikutip Kabar Joglosemar dari sebuah sumber hari Jumat 12 Maret 2021, kemampuan pengemudi ikut mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Menurut Ahmad Wildan, kejadian itu diduga dipicu rem blong akibat kelalaian pengemudi.

Hal ini bisa dilihat dari beberapa bukti, seperti posisi persneling netral, rem tangan yang ditarik, dan kampas rem panas. Kondisi ini terjadi, menurut Ahmad Wildan, karena pengemudi tidak memanfaatkan pengereman pembantu untuk memperlambat laju kendaraan saat menuruni tanjakan.

Baca Juga: Cocok Jadi Mantu, Berikut 7 Weton Orang Paling Pintar Cari Uang Menurut Ramalan Primbon Jawa

Baca Juga: 4 Situs yang Tidak Bisa Diakses dengan Bantuan Kuota Kemendikbud 2021

Saat posisi rem utama panas karena digunakan terus menerus, menurut Ahmad Wildan, kondisi ini berujung pada hilangnya fungsi pengereman, sehingga kendaraan tak bisa dikendalikan, apalagi saat menurun dengan beban yang tinggi.

Menurut Ahmad Wildan, hal ini sering ditemukan dalam berbagai kecelakaan di jalan menurun. Pengemudi tidak menggunakan rem ganda dari gir rendah.

Dengan demikian, secanggih apa pun teknologi dan sebagus apapun kendaraan yang dipakai, bila pengemudi hanya mengandalkan rem kaki bisa berdampak pada rem blong.

Baca Juga: Viral Video Kakak Adik Buka Celengan Lama, Isinya Bikin Kaget

Baca Juga: Mengungkap 7 Rahasia Weton Rabu Pon Primbon Jawa, Weton yang Dimiliki Presiden Joko Widodo

Dalam diskusi dengan tema Upaya Menekan tingkat Kecelakaan Lalu-lintas di Jalan Raya hasil kerjasama MTI UII dengan Jasa Raharja, Rabu 3 Maret 2021, Winda Nur Cahyo mengutip data dari Global Status Report on Road Safety (WHO, 2015) mengungkapkan bahwa setiap tahun di seluruh dunia, lebih dari 1,25 juta korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas dan 50 juta orang luka berat.

Dari jumlah ini, menurut Winda Nur Cahyo, sebanyak 90 persen terjadi di negara berkembang dimana jumlah kendaraannya hanya 54 persen dari jumlah kendaraan yang terdaftar di dunia. Dan menurut data statistik yang dikeluarkan Korlantas Polri, September 2020, menurut Winda Nur Cahyo, pada tahun 2020 di Indonesia terdapat 116.411 kasus kecelakaan lalu-lintas. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 7 persen dari tahun sebelumnya.

"Bila kita semua tidak melakukan apapun, maka 25 juta korban jiwa akan berjatuhan dalam kurun waktu 20 tahun ke depan," kata Winda Nur Cahyo mengingatkan.

Baca Juga: Selain Artis Korea, Diet Ekstrim Juga Pernah Dilakukan 7 Aktor Hollywood Ini, Siapa Saja? Simak di Sini

Baca Juga: Jangan Ketinggalan, Simak Syarat dan Cara Daftar UMKM Online 2021

Karena itu, sudah selayaknya semua stakeholder menunjukkan kepedulian terhadap permasalahan keselamatan lalu lintas jalan di Indonesia. Kegiatan bersama diharapkan akan mengingatkan publik akan pentingnya keselamatan jalan.

Kegiatan-kegiatan semacam ini diharapkan juga dapat menggugah segenap pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan kampanye keselamatan serupa agar kesadaran publik tentang keselamatan semakin meningkat.***

 

Editor: Sunti Melati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x