Upaya DIY Pulihkan Wisata di Tengah Pandemi Corona

- 30 November 2020, 09:18 WIB
Suasana malioboro yang tampak lenggang/Visitingjogja.com
Suasana malioboro yang tampak lenggang/Visitingjogja.com /

 

KABAR JOGLOSEMAR- Sudah hampir 9 bulan sejak munculnya wabah corona kondisi pariwisata kota Yogyakarta belum sepenuhnya pulih seperti dulu. 

Geliat ekonomi dari sektor pariwisata juga masih menurun belum menunjukkan peningkatan ekonomi seperti semula. Sebagai daerah tujuan wisata, pemerintah kota Yogya terus berupaya melakukan berbagai kebijakan untuk kembali meningkatkan roda ekonomi disektor pariwisata ditengah wabah COVID-19.

Pemerintah Daerah (Pemda) DIY pun mendorong semua pihak, utamanya asosiasi yang menaungi para pelaku pariwisata untuk mengatur sendiri penerapan adaptasi kebiasaan baru.

Baca Juga: Penggemar BLACKPINK Tuntut Permintaan Maaf dari AAA 2020

Hal ini dipaparkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menjadi narasumber Rapat Koordinasi Nasional Kemenparekraf, Seperti dilansir dari laman resmi jogjaprov.go.id Jumat (26/11/20).

Sri Sultan mengatakan, Pemda DIY tidak pernah mengeluarkan kebijakan untuk menutup tempat wisata, hotel, ataupun rumah makan.

"Kebijakan Gubernur hanya satu, soal penerapan protokol kesehatan, tidak ada yang lain. Kami mendorong asosiasi sebagai subjek, perpanjangan tangan Pemda, mengatur yang kaitannya dengan teknis. Kami tidak mau menjadikan mereka korban kebijakan, tetapi menjadi subjek di dalam proses,” papar Sri Sultan HB X.

Baca Juga: Tanggal Hari Libur dan Cuti Bersama Bulan Desember 2020 Direvisi, Cek Daftarnya!

Sultan menambahkan, dalam pelaksanaan protokol kesehatan, melalui asosiasi masing-masing, tiap pelaku wisata atau yang berhubungan dengan pariwisata secara sadar dan sendirinya bertanggung jawab. 

"Seperti kepatuhan memakai masker, karakteristik yang kita bangun. Dengan demikian, kondisi ekonomi di Jogja bisa tumbuh dipicu oleh adanya kepercayaan. Baik kepercayaan diri pengelola maupun wisatawan dalam melakukan perjalanan dan memilih Jogja sebagai destinasi wisata,” jelas Sri Sultan.

Terkait pertumbuhan ekonomi DIY, Sri Sultan mengungkapkan, pada triwulan pertama 2020, perekonomian DIY mengalami minus 0,16%. Angka ini terus turun di triwulan kedua hingga minus 6,7%.

Baca Juga: BPPTKG Yogyakarta Prediksi Letusan Merapi Bersifat Efusif Seperti Erupsi 2006

Pada triwulan ketiga baru terjadi peningkatan, walaupun hasilnya masih di angka minus 2,84%. Angka ini juga sudah melebihi rata-rata ekonomi nasional di posisi minus 3,49%.

"Kami punya harapan, sampai akhir tahun ini, semoga saja ekonomi DIY bisa tumbuh tidak minus lagi. Tapi semua itu tergantung pada upaya kita yang harus bersama-sama berbuat sesuatu, dengan kerja keras. "imbuh Sri Sultan.

Dalam penanganan pariwisata DIY di tengah pandemi COViD-19 ini, untuk bidang digitalisasi, Pemda DIY punya kebijakan membuat Visitingjogja dan Jogja Pass. Dua aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan tracing jika ada kasus positif COViD-19. 

Baca Juga: Patut Waspada, BPPTKG Prediksi Letusan Gunung Merapi Akan Seperti Ini 

Aplikasi Visitingjogja memudahkan Pemda DIY mengembangkan promosi pariwisata, sedangkan Jogja Pass memudahkan dalam mendata para wisatawan yang berkunjung ke Jogja.

“Dari kedua aplikasi ini, kami mendapatkan data bahwa dari bulan Juli sampai November 2020, total orang yang datang ke Jogja terdata 1,67 juta lebih sedikit. Harapan saya, hal ini bisa memberikan harapan untuk pariwisata di Jogja cepat kembali normal,” pungkasnya.***

Editor: Sunti Melati

Sumber: jogjaprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x