Semua Wilayah Jogja Zona Merah? Ini Penjelasan Satgas Penanganan COVID-19

- 24 November 2020, 16:20 WIB
Ilustrasi corona.
Ilustrasi corona. /Pixabay/Tumisu

KABAR JOGLOSEMAR - Beberapa hari terakhir beredar informasi bahwa semua wilayah Jogja masuk zona merah membara virus Corona.

Informasi tersebut tentu sangat meresahkan masyarakat bahkan membuat warga maupun wisatawan dari luar Jogja bertanya-tanya.

Baca Juga: Pendaftaran BLT BPUM Masih Dibuka, Strategi Pemerintah untuk Gerakkan Ekonomi UMKM

Karena itu, untuk meluruskan informasi tersebut, Ketua Gugus Tugas COVID-19 Kota Yogyakarta yang juga Wakil Walikota Yogyakarta Drs Heroe Poerwadi MA, menyodorkan data dan fakta yang sebenarnya.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta, menurut Heroe Poerwadi kepada Kabar Joglosemar, Selasa (24/11/2020), dari 45 kelurahan di Kota Yogyakarta tidak ada satu pun yang masuk dalam zona merah. Hanya ada 9 kelurahan masuk zona kuning dan 36 zona oranye.

"Tdak ada kelurahan yang masuk zona merah. Sampai saat ini Kota Yogyakarta kategorinya zona oranye atau resiko sedang," kata Heroe Poerwadi.

Dikatakan, penghitungan untuk menentukan indeks zona virus Coronan didasarkan pada 3 indikator utama yaitu epidemiologi, surveilans dan ketersediaan layanan kesehatan, yang dibagi menjadi 14 variabel.

Di antaranya menyangkut angka kenaikan atau penurunan kasus positif, kesembuhan dan kematian.

Baca Juga: Member BTS Ungkap Inspirasi dari Lagu Spring Day

Selain itu, jumlah spesimen yang diperiksa dan angka positif rutenya serta ketersediaan kamar isolasi maupun ICU. Dari indikator dan variabel terebut Kota Yogyakarta ada di zona oranye.

"Jadi tidak benar di DIY semua zona merah. Bahkan berdasarkan data dari DIY, ada dua kabupaten masuk zona merah, dua zona oranye dan satu zona kuning. Jadi di tingkat DIY pun masuk kategori zona oranye," kata mantan wartawan ini.

Kamar Masih Tersedia

Mengenai apakah kamar yang tersedia sudah penuh, menurut Heroe, kamar RS untuk perawatan kasus Corona di Kota Yogyakarta masih cukup tersedia.

Ada 7 rumah sakit di Yogya, punya 13 kamar ICU dan 128 kamar isolasi.

Pada Minggu (22/11/2020), kamar ICU yang dipakai 8 atau 61,54 persen dan kamar isolasi yang terpakai 102 ata 79,69 persen.

"Sehingga tidak benar kalau semua kamar sudah terisi," tegas Heroe lagi.

Heroe Poerwadi mengaku terus memantau perkembangan kasus dan ketersediaannya. Sehingga terus diupayakan agar semua fasilitas dan layanan kesehatan bisa terus memadai untuk antisipasi perkembangan kasus virus Corona.

Baca Juga: Guru Honorer Bisa Diangkat Menjadi PPPK, Harus Lulus Seleksi, Ini Kesempatannya

Menurut Hoeroe Poerwadi,prkembangan kasus virus Corona memang mengalami kenaikan, terutama jika dibandingkan sebelum masa liburan akhir Oktober lalu.

Ketika itu masih berkisar 45 kasus positif harian yang ditangani layanan rumah sakit di Kota Yogyakarta. Namun saat ini ada 147 kasus positif.

"Artinya 3 minggu pascaliburan ada kenaikan 3 kali kali lebih. Tetapi jika dilihat pertumbuhan kasus di Kota Yogyakarta banyak terjadi di dalam keluarga. Yaitu ada satu anggota keluarga yang melakukan perjalanan luar kota untuk kerja atau liburan dan sekembalinya menularkan kepada anggota keluarga lainnya. Atau anggota keluarga terpapar dari rekan kerja di kantor dan menularkannya di rumah. Keseluruhan kasus rumah tangga sekitar 65 persen dari semua kasus positif," kata Wakil Walikota Yogyakarta ini.

Dengan demikian, menurut Heroe Poerwadi, yang harus diingatkan adalah agar protokol kesehatan (prokes) virus Corona di rumah tetap dijalankan dengan baik.

Yaitu sepulang dari perjalanan atau bertemu dengan banyak orang di luar, agar mandi dahulu dan pakaian langsung dimasukkan dalam mesin cuci sebelum berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.

Baca Juga: 6 Syarat Daftar BPUM BLT UMKM Rp 2,4 Juta Sebelum Ditutup Akhir November

Di samping tetap jaga jarak, pakai masker dan selalu cuci tangan. Begitu juga dengan di perkantoran, diharapkan prokes Covid-19 harus tetap dijalankan.

"Jangan menganggap karena setiap hari bertemu seolah-olah sudah tidak ada resiko. Sebab setiap orang punya interaksi di luar yang bisa jadi terkena resiko terpapar," kata Heroe Poerwadi.***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x