Menteri Kesehatan Terawan Diundang WHO Hadir di Pertemuan Virtual

6 November 2020, 06:25 WIB
Tingkatkan Layanan di Masa Pandemi Covid-19, Menkes Terawan Minta RS Bisa Berinovasi /.*/PMJ News

KABAR JOGLOSEMAR - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mendapat kehormatan diundang oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dalam sebuah pertemuan. 

Pertemuan itu digelar secara virtual pada Jumat, 6 November 2020 pukul 11.00 CET (Central European Time) atau 17.00 WIB.

Diketahui undangan untuk Menkes Terawan itu ada lantaran ia dianggap berhasil menangani masalah COVID-19.

Nantinya, ia akan membicarakan soal perkembangan pelaksanaan tinjauan intra-action review (IAR) dalam rangka meningkatkan pelayanan dan penanganan virus corona di Indonesia.

Baca Juga: Rekor Tertinggi! Kasus Positif Corona di Jogja Bertambah 168 Orang Setelah Libur Panjang

Dikutip KabarJoglosemar.com dari Galamedia News dalam artikel berjudul Terawan Dianggap Sukses Tangani Covid-19 di Indonesia, WHO Undang ke Jenewa, Surat undangan IAR itu dikirimkan WHO melalui Asisten Direktur Jenderal Kesiapan Darurat WHO, Jaouad Mahjour tersebut tertanggal 30 Oktober 2020.

“Kami mengundang bergabung bersama Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan menteri kesehatan dari tiga negara lain, Menteri Kesehatan Terawan untuk berbagi pengalaman Indonesia yang berhasil menyelenggarakan IAR dalam rangka penanganan Covid-19 secara nasional. Dan menerapkan pelajaran penting yang diidentifikasi selama IAR untuk peningkatan respon wabah Covid-19,” tulis Mahjour dalam surat undangan kepada Terawan, dikutip Kamis 5 November 2020.

Rupanya tak cuma Menkes Terawan. Dalam surat juga dijelaskan bahwa WHO mengundang Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dan Delegasi Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa serta beberapa Organisasi Internasional lainnya di Jenewa.

Baca Juga: Jungkook BTS dan Lisa BLACKPINK Sempat Dirumorkan Pacaran, Ternyata Ini Faktanya

Sebelumnya, WHO telah menerbitkan pedoman dan alat WHO dengan melakukan Country Covid-19 Intra-Action Review (IAR) pada 23 Juli 2020, dengan semangat pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan.

Pada pertemuan keempat Komite Darurat IHR (International Health Regulations) pada 2005 mengenai wabah Covid-19 pada 31 Juli 2020, Komite juga mengeluarkan rekomendasi sementara kepada negara-negara untuk berbagi praktik terbaik dengan WHO, termasuk dari tinjauan IAR dan menerapkan pembelajaran dari negara-negara tersebut.

Mahjour mengungkapkan bahwa penyebaran Covid-19 di seluruh menjadi tantangan untuk mengelola manajemen risiko kesehatan dan juga dampak semua keadaan darurat di dunia.

Baca Juga: Panduan Cek Daftar Penerima BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 di sso.bpjsketenagakerjaan.go.id

“Semua negara, terlepas dari tingkat pendapatan atau perkembangan mereka, terus menghadapi risiko sistemik. Seperti yang terkait dengan wabah penyakit yang pernah muncul dan muncul kembali, yang berdampak signifikan pada kesehatan dan sosial ekonomi,” jelasnya.

Sebelumnya, WHO telah menerbitkan pedoman dan alat WHO dengan melakukan Country Covid-19 IAR pada 23 Juli 2020.

Kemudian pada pertemuan keempat Komite Darurat IAR (2005) mengenai wabah Covid-19 pada 31 Juli 2020 lalu, Komite juga mengeluarkan rekomendasi sementara kepada negara-negara untuk berbagi praktik dan strategi terbaik dengan WHO.

Pertemuan ini diselenggarakan oleh Direktur Jenderal WHO dan menyoroti pentingnya pembelajaran kolektif yang berkelanjutan dengan mempertemukan pemangku kepentingan terkait untuk menganalisis secara kritis dan sistematis tindakan yang dilakukan dalam tanggap darurat.

Baca Juga: Ramai Boikot Produk Prancis, Warga di Indonesia Terekam Rusak Botol Air Mineral

Di Indonesia, IAR secara komprehensif mencakup sembilan pilar utama penanggulangan Penanggulangan Covid-19, yakni komando dan koordinasi; komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat; pengawasan, tim respon cepat dan investigasi kasus.

Kemudian titik masuk, perjalanan internasional, dan transportasi; laboratorium; pengendalian infeksi; manajemen kasus; dukungan operasional dan logistik dan memelihara layanan dan sistem kesehatan penting.*** (Dicky Aditya/Galamedia)

Editor: Galih Wijaya

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler