Terawan Ungkap Vaksin Nusantara Mampu Tangkal Varian Baru Covid-19

17 Juni 2021, 07:20 WIB
Menkes/Terawan Agus Putranto/Kabar Joglosemar/ Windy Anggraina /Kemenkes

KABAR JOGLOSEMAR - Mantan Menteri Kesehatan. Terawan Agus Putranto sekaligus inisiator riset vaksin nusantara mengungkapkan vaksin berbasis sel dendritik mampu menangkal segala macam mutasi virus SARS-CoV-2 yang terus mengalami perkembangan.

Terawan mengatakan, hanya perlu waktu delapan hari untuk mencampurkan komponen antigen beragam varian baru itu untuk kemudian dilarutkan kembali dengan sampel darah manusia.

"Soal varian saya jawab gampang sekali, butuh delapan hari, antigen saya ganti. Karena Antigen itu rekombinan jadi spike S, kita tinggal lihat dia mutasi mana, tinggal gabung-gabung saja, tinggal kita tambahi mutasi Inggris, India, maupun Afrika Selatan," papar  Terawan.

Baca Juga: Ashanty Idap Penyakit Batu Ginjal, Ternyata ini Penyebabnya

Terawan menjelaskan, vaksin nusantara ini nantinya khusus untuk individual. Sebab dalam teknisnya, setiap orang akan diambil sampel darahnya untuk kemudian dipaparkan dengan kit vaksin sel dendritik. 

Cara kerjanya, sel yang telah mengenal antigen akan diinkubasi hingga delapan hari. Dalam hal ini antigen tersebut dapat diubah berdasarkan antigen varian-varian corona terkini.

Hasilnya kemudian akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS-CoV-2.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Buat Gebrakan Vaksinasi dengan Metode Go Show

Lalu kemudian akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS-CoV-2.

"Dan sekarang yang sedang saya pesan untuk antigennya uji klinis III itu termasuk 3 varian itu saya masukkan. Mudah-mudahan nanti diizinkan uji klinik III," tambahnya.

Terawan berharap agar Komisi VII mampu mendukung langkahnya dalam melanjutkan uji klinik III vaksin Nusantara di Indonesia. Terawan mengaku tak ingin lisensi hasil uji klinis II nanti berpotensi dilirik luar negeri. Hingga saat ini, BPOM masih belum mengizinkan penggunaan vaksin nusantara.

Baca Juga: BST Rp300 Ribu Belum Juga Cair Sampai Juni 2021? Berikut Syarat Hingga Cara Mengecek Penyaluran Bansos

Apalagi menurutnya hasil uji klinik fase I oleh tim peneliti Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang menunjukkan bahwa imunitas vaksin Nusantara masih awet pada bulan ketiga pasca penyuntikkan.

Berdasarkan hasil penelitian uji klinis fase II di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, vaksin nusantara juga tidak menunjukkan efek samping yang serius pada seluruh subjek hingga pekan keempat. ***

Editor: Galih Wijaya

Tags

Terkini

Terpopuler