Cegah Harga Nuthuk, DPRD DIY Minta Perlu Edukasi Perilaku Wisata di Malioboro

31 Mei 2021, 13:13 WIB
Viralnya keluhan wisatawan mengenai harga pecel lele yang mahal di Malioboro, Wakil Walikota Yogyakarta meminta para pedagang tidak menjebak konsumen. /Instagram/@malioboro_insta
 

 

KABAR JOGLOSEMAR - DPRD DIY meminta instansi terkait, khususnya UPT (Unit Pelaksana Teknis) di bidang pariwisata di Jogja agar mememberikan edukasi perilaku berwisata di Malioboro dan sekitarnya.

Eduaksi yang diberikan bukan hanya untuk para pedagang lesehan tapi bagi semua menjual barang dan jasa di Maliboro.

Edukasi perilaku wisata penting dilakukan untu memberi rasa amandan nyaman bagi wisatawan. Selain itu, untuk menjg citra Malioboro dan sekitarnya sebagai ikon pariwisita Jogja.

Baca Juga: Sejarah Panjang Hari Lahir Pancasila yang Wajib Diketahui Generasi Milenial

"Perlu ada edukasi tentang perilaku wisata bagi para PKL di Malioboro. Selain kewajiban PKL mencantumkan list atau daftar harga menu makanan dan minuman yang dijual, juga terkait higienisitas makanan/minuman. Sehingga dalam memesan makanan dan minuman wisatawan atau konsumen berpedoman pada daftar harga menu yang tercantum serta merasa aman dan nyaman mengomusinya," kata RB Dwi Wahyu, Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY, kepada Kabar Joglosemar, kemarin.

Setelah viralnya video seorang wisatawan yang mengeluhkan harga pecel yang mahal di kawasan wisata di Malioboro atau sekitarnya, muncul keluhan pengunjung terkait tarif parkir mobil tidak wajar di Titik Nol Kilometer atau depan Museum Beteng Vredeburg.

Tari parkir mobil yang biasanya Rp 5.000 sekali parkir, namun ada tukang parkir yang mengenakan tarif parkir Rp 20.000 sekali parkir.

Baca Juga: Kumpulan 10 Kata-kata Ucapan Hari Lahir Pancasila 1 Juni

Tarif parkir dan harga pecel yang tidak wajar ini mencoreng citra Malioboro sebagai ikon pariwisata Jogja.

Menurut RB Dwi Wahyu, semua pihak yang mencari makan (menjual barang dan jasa) di Malioboro harus bersama-sama menjaga nama baik dan citra Malioboro sebagai ikon pariwisata Jogja.

Pelaku wisata harus memiliki budaya wisata untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi wisatawan.

Baca Juga: Tak Disangka! Larissa Chou Tuliskan Boroknya Alvin Faiz, Pernah Berzina Dengan Perempuan Lain

Mengenakan harga nuthuk atau aji mumpung bukan hanya merusak citra pariwisata Malioboro tapi juga akan merugikan para pelaku wisata itu sendiri. Karena bila wisatawan merasa tidak nyaman dengan harga barang dan jasa yang tidak wajar, wisatawan akan "mempromosikan" citra negatif sehingga kunjungan wisatawan akan berkurang. Kalau pun tetap berkunjung tapi tidak akan jajan lagi di Malioboro karena dianggap harganya tidak wajar.

Sementara itu, seorang warga yang berkunjung ke Titik No Kilometer pada Minggu, 30 Mei 2021 malam, mengeluhkan tarif parkir mobil yang tidak wajar yakni Rp 20.000 sekali parkir.

Dalam postingan yang dikutip Kabar Joglosemar dari grup Facebok ICJ pada Senin, 31 Mei 2021, seorang warganet menulis bahwa pada Minggu, 30 Mei 2021 pukul 23.30 WIB setelah bertemu saudara, ia hendak membayar jasa parkir dan di karcis parkir tercantum tarif Rp 20.000.

Baca Juga: TXT Batalkan Showcase Comeback, Ini Alasannya

Rena Deska Physio, warganet tersebut mengaku langsung syok karena biasanya tarif parkir mobil hanya Rp 5.000. Ia heran kenapa tarif parkir mobil untuk kawasan Maliboro dan sekitarnya sebesar Rp 20.000.***

 
Editor: Sunti Melati

Tags

Terkini

Terpopuler