KABAR JOGLOSEMAR - Banyak faktor yang menyebabkan bencana longsor yang terjadi pada 9 Januari 2021 di desa Cihanjuang, Cimanggu Sumedang.
Tim SAR gabungan sampai saat ini masih berupaya menyelamatkan korban jiwa yang tertimbun reruntuhan bangunan akibat longsor yang terjadi.
Menurut Pakar Geologi UNPAD, Dicky Muslim dan Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Kasbani. Terjadinya longsor di desa Cihanjuang karena faktor berikut ini.
1.Bekas Tambang Batu dan Tanah Urugan
Lokasi longsor di desa Cihanjuang memiliki kontur lahan yang cukup curam. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, ternyata dulunya lahan ini adalah lahan bekas tambang batu dan tanah urugan. Wilayah ini kemudian diratakan dan dijadikan satu kompleks perumahan.
Baca Juga: Masih ada Gempa Susulan, Ini Daftar Gempa Bumi di Indonesia 3 Hari Terakhir
Struktur tanah dan bebatuan di perumahan SBG Cihanjuang adalah batuan vulkanik muda. Jenis batuan ini cukup rentan jika dijadikan area permukiman warga.
2. Adanya Peresapan yang Membuat Bidang Gelincir
Selain itu, kerentanan juga terlihat di beberapa titik lokasi longsor. Di bagian tenggara perumahan berhadapan langsung dengan tebing yang dibatasi dengan saluran air. Saluran air ini ketika hujan besar akan menimbulkan resapan yang dapat membentuk bidang gelincir yang dapat menyebabkan longsor.
3. Proyek Perumahan Baru
Sejumlah rumah yang berbatasan dengan tebing terlihat ada bekas retakan. Hal ini menandakan adanya pergeseran tanah yang bisa memicu longsor.
Diperparah lagi dengan adanya proyek perumahan baru yang dibangun di atas tebing di bagian utara dan tenggara perumahan SBG. Aktivitas alat berat proyek perumahan tersebut berpotensi besar membuat longsor.
Baca Juga: Sebanyak Lebih dari 20 Ribu Warga Terdampak Banjir di Kalimantan Selata
Baca Juga: Ini Dugaan Sementara Penyebab Terjadinya Gempa di Sulbar Menurut BMKG
4. Pelapukan Batuan
Pelapukan batuan yang ada disekitar area longsor itu menyebabkan lolosnya air sehingga lapisan pelapukan batuan breksi dan tufa menjadi bidang gelincir yang menyebabkan longsor.
5. Adanya Air Terjun
Tak jauh dari lokasi perumahan ternyata terdapat air terjun. Keberadaan air terjun menandakan adanya sesar atau patahan. Jika terjadi hujan besar atau gempa maka akan ada pembebanan berlebih yang bisa menyebabkan longsor.
6. Lahan Terbuka Tanpa Vegetasi Akar
Area longsor di desa Cihanjuang adalah wilayah yang ditanami pohon, kemudian ditebang dan di bagian bawahnya dijadikan perumahan. Seharusnya area ini menjadi lahan terbuka yang menjadi vegetasi yang memiliki akar kuat sehingga bisa menahan terjadinya longsor.
Baca Juga: Kemensos Kirim Bantuan pada Korban Gempa Majene Rp1,7 Miliar
Namun karena penyalahgunaan lahan terbuka menjadi area perumahan maka jadilah lahan terbuka ini tidak memiliki vegetasi berakar yang kuat.***