Ini Dugaan Sementara Penyebab Terjadinya Gempa di Sulbar Menurut BMKG

16 Januari 2021, 09:59 WIB
Pencarian korban usai gempa bumi yang melanda Sulawesi Barat /ANTARA FOTO/ Akbar Tado

KABAR JOGLOSEMAR - Gempa berkekuatan 6,2 magnitudo terjadi di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat, 15 Januari 2021 pukul 01.28 WIB atau pukul 02.28 WITA.

Berdasarkan data per 16 Januari 2021 pukul 02.00 pagi, gempa tersebut telah merenggut 42 korban jiwa, 189 luka berat yang masih dirawat karena tertimpa rertuntuhan bagungandan 15.000 orang yang mengungsi.

Apa yang menyebabkan terjadinya gempa di awal tahun 2021 itu? Menurut analisis BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) gempa bumi tektonik ini adalah jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake. Hal ini terjadi karena adanya aktivitas sesar aktif.

Dikatakan, hasil analisa ini diperoleh setelah memperhatikan lokasi pusat gempa atau episenter maupun kedalaman hiposenter, baik gempa signifikan pertama maupun yang kedua.

Baca Juga: Sebanyak Lebih dari 20 Ribu Warga Terdampak Banjir di Kalimantan Selatan

Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Wilayah Majene Sulawesi Barat Pagi Ini, 16 Januari 2021

Dikutip Kabar Joglosemar dari laman BNPB, Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan baik gempa signifikan pertama maupun yang kedua merupakan jenis gempa kerak dangkal.

Dikatakan, gempa bumi yang pertama sebagai pembuka atau foreshock terjadi pada hari Kamis, 14 Januari 2021 pukul 13.35 WIB dengan Magnitudo 5,9 pada episenter 2,99 LS dan 118,89 BT atau di darat pada jarak 4 kilometer (km) arah Barat Laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 km.

Sementara gempa yang kedua atau mainshock terjadi hari Jumat, 15 Januari 2021 pukul 01.28 Wita atau pukul 02.28 WIB dini hari berkekuatan magnitudo 6,2 pada episenter 2,98 LS dan 118,94 BT atau di darat pada jarak 6 km arah Timur Laut Majene, Sulawesi Barat, dengan kedalaman 10 km.

Dugaan sementara BMKG, gempabumi yang tercatat menewaskan 42 jiwa tersebut dipicu oleh adanya Sesar Naik Mamuju atau Mamuju Thurst.

Baca Juga: Referensi Doa untuk Orang-orang yang Terkena Musibah Bencana Alam Dalam Agama Katolik

Baca Juga: Bakal Dapat Rp3 Juta, Cek 3 Syarat BLT PKH Ibu Hamil di Sini

“Diduga kuat pemicu gempa ini adalah Sesar Naik Mamuju,” kata Raditya.

Dugaan ini berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber yang menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thurst fault.

Menurut BMKG, mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok tahun 2018, dimana bidang sesar membentuk kemiringan bidang sesar ke daratan.

Mengenai Sesar Naik Mamuju, menurut analisis BMKG, hal itu memiliki magnitudo dengan target mencapai 7,0 dengan laju geser sesar 2 milimeter (mm) per tahun, sehingga sesar aktif ini harus diwaspadai karena mampu memicu gempa kuat. ***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler