Minim Sarana Pengelolaan Limbah, Pemda DIY Tekan Penambahan Volume Sampah di TPST Piyungan

2 Desember 2020, 08:40 WIB
ilustrasi tempat pembuangan sampah/pixabay /

KABAR JOGLOSEMAR- Minimnya sarana pengelolaan sampah membuat penumpukan volume sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul semakin meningkat.

TPST Piyungan diprediksi hanya bisa menampung volume sampah 2-3 tahun ke depan. Diperlukan langkah nyata menghadapi masalah sampah ini agar kedepannya limbah sampah tidak menjadi masalah baru di tengah masyarakat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan ESDM DIY, Hananto Hadi Purnomo mengungkapkan, harus ada regulasi yang memang mengatur pengelolaan sampah.

Baca Juga: 3 Tokoh Publik yang Positif Corona di Akhir Tahun 2020

Tetapi harus diakui, kondisi penyelenggaraan pengelolaan sampah di beberapa kota di Indonesia memang masih belum memadai, sehingga pada akhirnya berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

"Rencananya, kami akan menambah lahan baru seluas 6 hektar di sekitar TPA Piyungan, untuk pengembangan TPA melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha, dimana kesempatan investasi akan sangat terbuka bagi para investor,” jelas Hananto seperti dikutip dari laman resmi jogjaprov Senin (30/11/20).

Saat ini TPA Regional Piyungan menerima sampah rata-rata sekitar 600 ton per hari. Jumlah tersebut adalah jumlah sampah per hari yang diangkut ke TPA Piyungan dari total 1.703 ton sampah yang dihasilkan DIY setiap harinya.

Baca Juga: Soal Ekspor Benih Lobster, Effendi Gazali Sebut Edhy Prabowo 'Kecolongan'

Diproyeksikan, pada tahun 2042, jumlahnya akan naik menjadi 2.313 ton per hari dimana akan terkumpul sebanyak 1.939 ton sampah dan akan dibuang di TPA Piyungan sekitar 905 ton setiap harinya.

Investasi untuk memperluas lahan TPS harus dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama, dimulai dari assessment, strategi pengembangan, assestment teknis, hingga perumusan tahapan lebih lanjut. 

Saat ini, konsultan telah mengirimkan juknis komprehensif yang berupa hasil studi di hulu dan hilir. Perlu adanya efisiensi pengumpulan sampah di wilayah DIY terutama Sleman dan Bantul, karena jumlah keduanya baru 31% dan 42% saja.

Baca Juga: Netizen Penasaran Kalau Arya Saloka Gengsian Kayak Al di Rumahnya, Gimana Sikap Putri Anne

Selain itu, aktivitas pengurangan sampah di hulu juga dilakukan. “Artinya, tidak semua sampah masuk ke TPA Piyungan. Sampah selanjutnya harus dapat dipilah berdasarkan dengan komposisi sampahnya. Oleh karenanya, kami terbuka untuk segala kemungkinan usulan teknologi dari investor, termasuk sarana prasarana pendukung, gedung administrasi, dan juga infrastruktur lain,” paparnya.

Di sisi lain, prioritas utama yang bisa dilakukan DIY untuk menekan penambahan volume sampah di TPA Piyungan adalah melakukan pengolahan limbah sebelum penimbunan mengurangi penimbunan sampah.

Serta meningkatkan pengumpulan sampah dan pengelolaan sampah yang terdesentralisasi. Harapannya pengumpulan sampah di masa yang akan datang akan lebih efisien yakni 80% untuk Bantul, 80% untuk Sleman, dan 98% untuk Yogyakarta.

Baca Juga: Baru 4,9 Juta Tenaga Kerja Bersertifikat Kompetensi

Harapannya, lahan baru TPA Piyungan yang telah dilengkapi dengan teknologi pengelolaan sampah tersebut, dapat terealisasi pada awal bulan Januari tahun 2025. 

Gerak investor juga membutuhkan dukungan dari Pemda DIY terutama infrastruktur, amdal, pengembangan rencana induk limbah yang terperinci untuk meningkatkan efisiensi pengumpulan limbah dan pengelolaan limbah yang terdesentralisasi, tanah perluasan TPA yang bebas sengketa, regulasi, penanganan masalah sosial serta adanya jaminan limbah minimum serta jaminan lain dari pemerintah.***

Editor: Sunti Melati

Sumber: jogjaprov.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler