7 Faktor Penyebab Stunting Pada Anak, Mulai Dari Tidak Mendapat ASI Hingga Faktor Ekonomi

14 Januari 2021, 08:14 WIB
Ilustrasi stunting pada anak /United Cities and Local Governments Asia-Pasific

KABAR JOGLOSEMAR - Stunting jadi salah satu permasalahan yang sering terjadi pada anak. Banyak faktor penyebab terjadinya stunting pada anak.

Secara umum, stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak kurang jika dibanding dengan umurnya. Gangguan pertumbuhan tinggi badan pada anak dipengaruhi banyak hal sejak dalam kandungan hingga masa balita.

Seperti dikutip Kabar Joglosemar dari Buletin Stunting Kemenkes, berikut 7 faktor penyebab stunting pada anak yang wajib diketahui orangtua.

1. Tidak Mendapat ASI Eksklusif

Pemberian ASI non-eksklusif atau tidak mendapatkan ASI sama sekali menjadi salah satu faktor penyebab stunting pada anak. Karena tidak mendapat asupan ASI yang memadai, biasanya para orangtua mengganti dengan susu formula atau makanan pendamping dalam kuantitas dan kualitas yang kurang memadai bagi tumbuh kembang anak. Hal ini menjadi dasar terjadinya stunting.

Baca Juga: Janda Bolong Kenapa Daunnya Bolong? Ini Penjelasannya

2. Penyakit Menular Akut

Faktor lain penyebab stunting adalah penyakit menular akut yang bisa menyebabkan konsekuensi jangka panjang terhadap pertumbuhan linier anak. 

Lamanya penyakit menyerang, kekambuhan, dan ketiadaan sumber gizi untuk mendukung pemulihan dari penyakit tersebut bisa mengakibatkan gangguan pada tumbuh kembang anak.

3. Infeksi Subklinis

Infeksi subklinis akibat paparan lingkungan yang terkontaminasi dan tingkat kebersihan yang buruk juga bisa dikaitkan dengan stunting. 

Pasalnya kondisi ini bisa berpengaruh pada menurunnya kemampuan sistem pencernaan dan kekebalan sebagai penangkal organisme penyebab penyakit. Akibatnya nutrisi pun tidak bisa diserap dengan baik oleh tubuh.

Baca Juga: Wagub DIY Jalani Screening Sebelum Divaksin Corona

4. Faktor Ekonomi

Stunting juga berkaitan erat dengan faktor ekonomi dalam sebuah keluarga. Akibat dari kemiskinan dalam rumah tangga, orang tua akhirnya mempraktikkan pola pengasuhan yang tidak sehat pada anak. 

Misalnya dengan menurunkan kebiasaan makan yang tidak sehat atau ketidakmampuan memenuhi kebutuhan gizi anak. Hal-hal ini tentunya bisa membuat tumbuh kembanh anak terhambat. 

5. Kurang Asupan Gizi Selama Hamil

WHO sebagai Badan Kesehatan Dunia, menyatakan bahwa 20 persen kejadian stunting sudah terjadi saat bayi masih berada di dalam kandungan.

Hal ini disebabkan oleh asupan ibu selama hamil yang kurang bergizi dan berkualitas sehingga nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit.

Baca Juga: FPI Dibubarkan, Mahfud MD: RIP Sendiri Secara Hukum

Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran.

6. Kurang Asupan Gizi Saat Balita

Masa balita adalah masa emas bagi seorang anak. Dimasa ini pertumbuhan otak dan fisiknya meningkat cepat. Hal ini harus dibarengi dengan pemenuhan kecukupan gizi pada anak. Gizi yang tidak terpenuhi pada masa balita bisa membuat anak terkena stunting. 

Faktor yang membuat anak kurang mendapat asupan gizi antara lain, posisi menyusui yang kurang tepat, tidak diberikan ASI eksklusif, atau makanan pendamping ASI yang diberikan kurang mengandung zat gizi yang berkualitas.

Banyak teori yang menyatakan bahwa kurangnya asupan makanan juga bisa menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting. Khususnya asupan makanan yang mengandung zinc, zat besi, serta protein ketika anak masih berusia balita.

Baca Juga: Ini Nama Pejabat dan Tokoh Masyarakat yang Disuntik Vaksin Bersama Presiden Jokowi

7. Minimnya Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Anak

Menjadi orang tua memang pengalaman belajar sepanjang masa. Sebagai orang tua apalagi sebagai ibu, wajib memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi dan kesehatan anak. Hal ini menjadi tolak ukur tercapainya pertumbuhan anak yang maksimal.

Penyebab stunting banyak terjadi karena minimnya pengetahuan orang tua terhadap pemenuhan gizi seimbang pada anak untuk mencegah terjadinya stunting.***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler