Staf Menkeu Yustinus Prastowo: Tren Pemulihan Ekonomi Domestik Berlanjut

- 22 Juni 2021, 11:49 WIB
Stafsus Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo.
Stafsus Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo. /Antara/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna/

KABAR JOGLOSEMAR - Staf Kemenkeu (Kementerian Keuangan) Yustinus Prastowo mengatakan tren pemulihan perekonomian global dan domestik Indonesia terus berlanjut.

Sementara tren positif pendapatan negara juga diharapkan tetap berlanjut dan kualitas belanja negara diperbaiki.

Semua ini menunjukkan bahwa manfaat stimulus fiskal dan peran penting APBN terus meningkat dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Jumlah Anggaran Negara yang Dikeluarkan Pemerintah Untuk Hadapi COVID-19

Sementara postur realisasi APBN pada Mei 2021 mengindikasikan pemulihan ekonomi terus berlanjut dibanding kondisi serupa Mei 2020 yang mengalami kontraksi.

"Indikatornya pendapatan danbelanja negara tumbuh masing-masing 9,3 persen & 12,2 persen yoy. Sementara penyaluran TKDD (Transfer ke Daerah dan Dana Desa) terus membaik dan SiLPA lebih kecil," kata Staf Menkeu Yustinus Prastowo dikutip Kabar Joglosemar dari akun Twitter @prastow pada Selasa, 22 Juni 2021.

Menurut Yustinus Prastowo, indikasi lain yang menunjukkan tren ekonom mulai pulih adalah PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) mengalami peningkatan di sektor SDA Non-Migas yang tumbuh 48,4 persen.

Baca Juga: Cek Daftar Diskon Pajak yang Diperpanjang hingga Akhir Tahun 2021

Sementara PNBP dari BLU mengalami kenaikan signifikan di angka 126,8 persen diakselerasi dari pengelolaan dana komoditas kelapa sawit. Sedangkan PNBP lainnya tumbuh 37,3 persen.

Sedangkan ralisasi insentif fiskal bidang kepabeanan berupa pembebasan BM & PDRI untuk kesehatan & dunia usaha juga terus meningkat, khususnya atas impor vaksin.

Rincian itu terdiri dari insentif fiskal impor vaksin Rp 1,60 triliun (90,74 jt dosis), Impor Alkes Rp 486,56 miliar & dunia usaha Rp 4,41 miliar.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pemerintah Tidak Kenakan Pajak Sembako yang Dijual di Pasar Tradisional

"Meskipun produksi hasil tembakau menurun, tapi penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) hingga akhir Mei tetap tumbuh 12,6 persen (YoY). Penerimaan riil sampai dengan Mei 2021 sebesar Rp 45,8 triliun," kata Yustinus Prastowo.

Seperti sebelumnya, kata Yustinus Prastowo, realisasi penerimaan BC per Mei masih tumbuh signifikan mencapai Rp 99,32 triliun (46,2 persen dari target APBN, tumbuh 21,6 persen).

Penerimaan BC didorong oleh pertumbuhan simultan dari Bea Masuk 3,56 persen, cukai (tembakau & MMEA) 11,9 persen dan Bea Keluar naik signifikan 844,6 persen.

Baca Juga: Catat, Pemerintah Hanya Tarik Pajak dari Sembako Premium, Daging Wagyu Termasuk

Dikatakan, pemulihan aktivitas ekonomi tercermin pada perkembangan penerimaan mayoritas sektor utama, namun tetap butuh kewaspadaan di periode berikutnya karena kasus Covid-19 kembali meningkat.

Untuk sektor yang masih negatif sedang diupayakan untuk dapat terjadi pemulihan. *** 

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x