Sedangkan ralisasi insentif fiskal bidang kepabeanan berupa pembebasan BM & PDRI untuk kesehatan & dunia usaha juga terus meningkat, khususnya atas impor vaksin.
Rincian itu terdiri dari insentif fiskal impor vaksin Rp 1,60 triliun (90,74 jt dosis), Impor Alkes Rp 486,56 miliar & dunia usaha Rp 4,41 miliar.
Baca Juga: Sri Mulyani: Pemerintah Tidak Kenakan Pajak Sembako yang Dijual di Pasar Tradisional
"Meskipun produksi hasil tembakau menurun, tapi penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) hingga akhir Mei tetap tumbuh 12,6 persen (YoY). Penerimaan riil sampai dengan Mei 2021 sebesar Rp 45,8 triliun," kata Yustinus Prastowo.
Seperti sebelumnya, kata Yustinus Prastowo, realisasi penerimaan BC per Mei masih tumbuh signifikan mencapai Rp 99,32 triliun (46,2 persen dari target APBN, tumbuh 21,6 persen).
Penerimaan BC didorong oleh pertumbuhan simultan dari Bea Masuk 3,56 persen, cukai (tembakau & MMEA) 11,9 persen dan Bea Keluar naik signifikan 844,6 persen.
Baca Juga: Catat, Pemerintah Hanya Tarik Pajak dari Sembako Premium, Daging Wagyu Termasuk
1. #LiveTweet Konpers APBN.
Secara global, kasus Covid-19 secara agregat menurun, namun kita perlu mewaspadai beberapa daerah yg mengalami kenaikan cukup tinggi. #APBNKiTa pic.twitter.com/VTTZG0gKPw— Prastowo Yustinus (@prastow) June 21, 2021
Dikatakan, pemulihan aktivitas ekonomi tercermin pada perkembangan penerimaan mayoritas sektor utama, namun tetap butuh kewaspadaan di periode berikutnya karena kasus Covid-19 kembali meningkat.
Untuk sektor yang masih negatif sedang diupayakan untuk dapat terjadi pemulihan. ***