KABAR JOGLOSEMAR – Pengangkatan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat masih menuai sorotan hingga sekarang.
Moeldoko diangkat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang baru menggantikan posisi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pengangkatan tersebut dilakukan oleh Kongres Luar Biasa (KLB) yang kontra dengan kepemimpinan AHY dan dilakukan kemarin di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Baca Juga: KLB Partai Demokrat Tetap Digelar, Andi Arief Pertanyakan Sikap Menkopolhukam Mahfud MD
Baca Juga: Surya Paloh Sesalkan Gejolak Di Tubuh Partai Demokrat Berujung KLB
SBY yang sudah menduga adanya kudeta sejak Februari 2021 lalu pun menyesal karena dulu pernah mempercayai Moeldoko dan memberinya jabatan.
Bagaimanakah sepak terjang dan kronologi pengangkatan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat ini? Simak.
1.Menyangkal terlibat kudeta dan menyebut itu hanyalah lelucon
Isu kudeta Partai Demokrat telah ada sejak beberapa waktu yang lalu. SBY bahkan menilai bahwa kudeta itu terjadi sejak bulan Februari 2021.
Dituding terlibat dalam kudeta, Moeldoko pun menganggap itu hanyalah lelucon. Ia tidak percaya kenapa ia sampai disebut akan mengkudeta Partai Demokrat.
Baca Juga: Aldebaran Ikatan Cinta Makan Sayur dan Tempe, Netizen Heboh Hingga Harga Tempe Naik?
Baca Juga: Soal Pengangkatan Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat, SBY: Cuma Mendatangkan Malu
Ia juga mengumpamakan bahwa bila ia memang punya pasukan untuk melakukan kudeta, ia juga mengaku tidak bisa semudah itu melakukan kudeta.
2.Mengakui tidak punya pengaruh di Partai Demokrat
Moeldoko memang bukanlah kader Partai Demokrat. Ia hanyalah pihak eksternal dan ia sendiri juga mengakui hal itu.
Dituduh akan melakukan kudeta, Moeldoko mengungkapkan bahwa karena ia hanyalah pihak luar maka ia tidak punya pengaruh apa-apa di Partai Demokrat.
Baca Juga: Soal Pengangkatan Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat, SBY: Cuma Mendatangkan Malu
3.Moeldoko bertemu kader Partai Demokrat
Moeldoko sempat beberapa kali bertemu dengan para kader Partai Demokrat baik di kediaman pribadinya, di hotel, dan beberapa temapt lain.
Menurut pengakuannya, pertemuan itu tidaklah berarti apa-apa. Moeldoko juga meminta orang-orang untuk tidak ikut campur urusan pribadinya.
4.Senang bila diorbitkan ke Pilpres 2024
Moeldoko kini memang hanya menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan. Namun, ia juga senang dan bersyukur bila diajukan dalam Pilpres 2024.
Baca Juga: KLB Pilih Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Andi Arief: KLB Ghaib
Baca Juga: #IkatanCintaEp190: Wajah Aldebaran Bikin Salfok Saat Khawatirkan Istrinya, Ini Tanda Andin Muncul
Akan tetapi, ia tidak berencana untuk mencalonkan diri sebagai presiden karena mencintai pekerjaannya.
5.Menerima jabatan Ketum Partai Demokrat
Pada akhirnya Moeldoko menerima jabatannya sebagai Ketum Partai Demokrat hasil dari Kongres Luar Biasa (KLB) tersebut. Ia terpilih menjadi ketum dengan cara aklamasi.***