KABAR JOGLOSEMAR - Nasib malang menimpa pria lulusan S2 Jerman, Abdul Kader Tizini. Meskipun telah menyandang gelar S2 Teknik Mesin ia pun tetap jadi pengangguran.
Bahkan dirinya sempat ditolak sebanyak 800 kali oleh berbagai instansi yang membuka lowongan padanya.
Baca Juga: Ini Syarat Dapatkan BST Rp300 Ribu Per Bulan Hingga Cara Mencairkannya
Pria berkebangsaan Suriah ini pada awalnya mengira akan mudah mencari pekerjaan karena telah lulus dengan gelar S2 di salah satu universitas terbaik di Jerman yaitu RWTH Aachen.
.
Namun akhirnya kenyataan pahit ia alami. Akibat pandemi COVID-19 yang melanda Jerman, dari 800 lamaran yang ia masukan Abdul Kader hanya diundang untuk wawancara hanya 80 kali.
Abdul Kadir mengatakan bahwa orang asing di Jerman masih belum begitu diterima terutama dalam hal pekerjaan.
"Perusahaan berpikir, 'Dengan orang asing wajib menjelaskan gagasan sebanyak dua kali, sementara untuk orang asli (Jerman) hanya perlu sekali' ," katanya, seperti dilansir KabarJoglosemar.com dari Reuters, Sabtu 5 Februari 2021.
Baca Juga: Kemnaker Janjikan Kerja Sama Dunia Industri Sebagai Pengganti BLT BPJS Ketenagakerjaan 2021
Menurutnya hal tersebut menjadi sebuah tantangan besar yang ia alami di kala sedikitnya lowongan pekerjaan di Jerman selama pandemi COVID-19.
Dikabarkan bahwa adanya pandemi tersebut membuat tidak sedikit perusahaan di Jerman yang terpaksa melakukan pemberhentian paksa atau PHK kepada para karyawannya.