Berita Hoaks Terkait COVID-19 Berseliweran, Masyarakat Diminta Tak Mudah Percaya

- 28 Januari 2021, 06:45 WIB
Ilustrasi corona
Ilustrasi corona /pixabay/coyot
 
KABAR JOGLOSEMAR - Masyarakat diminta untuk menyaring informasi yang diterima. Sebab, berita hoaks berseliweran terkait pandemi COVID-19.
 
Bahkan berita-berita hoaks tersebar secara masif di erah digital seperti sekarang, terutama yang berkaitan dengan pandemi COVID-19. Hal ini dilakukan oleh pihak-pihak yang  tidak bertanggung jawab.
 
Mereka dengan sengaja membuat dan menyebarkan hoaks yang meresahkan masyarakat.
 
Menurut Samuel Abrijani, Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, sejak awal masa pandemi COVID-19 menyebar di Indonesia pada bulan Maret 2020 hingga sekarang tercatat ada 1.387 berita  hoaks yang sudah diidentifikasi.
 
Dikatakan, bila berita tersebut bersifat kesalahan informasi dan tidak akan mengganggu ketertiban umum, maka Kementerian Kominfo segera memberikan stempel hoaks. Selanjutnya menyebarkan kembali informasi mengenai kekeliruan itu kepada masyarakat.
 
Sementara  langkah lain yang dilakukan, menurut Samuel, dengan melakukan take down atau menghapus berita tersebut dari media sosial yang menjadi sumber penyebaran berita hoaks tersebut.
 
Namun, menurut Samuel, bila berita tersebut telah mengganggu ketertiban umum, maka Kementerian Kominfo segera melapor ke polisi agar ditangani lebih lanjut sesuai ketentuan hukum yang berlaku.Menurut Samuel, sampai sekarang sebanyak 134 kasus yang ditangani kepolisian terkait berita bohong atau hoaks terkait COVID-19.
 
Samuel memberi contoh salah satu berita hoaks yang sempat mengemuka beberapa waktu lalu yakni h terkait meninggalnya anggota TNI setelah divaksinasi COVID-19.
 
Dalam berita hoaks itu disebutkan bahwa Mayor Inf Sugeng Riyadi, Kepala Staf Kodim 0817/Gresik sebagai korban. Dalam berita itu disebutkan bahwa Mayor Inf Sugeng Riyadi meninggal dunia setelah disuntik vaksin COVID-19, Jumat (15/1/2021).
 
Padahal faktanya, Mayor Inf Sugeng Riyadi dalam keadaan sehat walafiat.
 
"Melalui pesan WhatsApp, saya ditunjukkan berita yang menyebutkan bahwa saya dikabarkan meninggal dunia. Berita ini saya mendengar pertama kali justru dari komandan saya, Dandim 0817/Gresik Letkol Taufik Ismail. Lalu saya diajak foto selfie guna menangkal berita tidak benar itu,” kata Mayor Inf Sugeng seperti dikutip Samuel.
 
Menurut Samuel, ini merupakan salah satu modus baru berita hoaks dengan mencampurkan fakta bahwa ada tentara meninggal dan ditautkan dengan fakta Mayor Sugeng divaksin.
 
Sementara Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho membenarkan bahwa belakangan ini isu yang paling dominan yakni hoaks terkait vaksin COVID-19.
 
Menurut Septiaji, pihaknya mencatat sebanyak 83 berita hoaks terkait dengan vaksin COVID-19. Dan viralitas berita hoaks tersebut cukup tinggi. Sebab, 42 persen terkait dengan isu keamanan dan kemanjuran termasuk hoaks kematian Mayor Sugeng.
 
"Penyebaran berita hoaks memiliki beragam motif, termasuk motif ekonomidan niat jahat di balik  itu," kata Septiaji. ***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x