Gempa Bumi hingga Banjir di Indonesia Sudah Diprediksi BMKG Sejak Oktober 2020

- 21 Januari 2021, 10:41 WIB
ilustrasi peristiwa gempa bumi
ilustrasi peristiwa gempa bumi /pixabay/Angelo_Giordano

“Ini gempa dangkal yang tentunya karena magnitudonya sangat besar, guncangannya juga sangat dirasakan di permukaan," sambung Dwikorita.

Gempa dangkal ini terjadi karena aktivitas sesar Mamuju. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). BMKG menyampaikan masih ada potensi gempa susulan yang kemungkinan cukup kuat.

Baca Juga: Fenomena Unik, Ada Salju di Gurun Sahara

BMKG pun telah memasang alat-alat untuk memonitor gempa-gempa susulan di Sulawesi Barat dan sekitarnya. Selain itu, BMKG juga mengingat ada kemungkinan potensi tsunami jika terjadi gempa susulan dengan kekuatan besar dan memicu longsor di bawah laut.

Hal ini mengingat adanya aktivitas pergerakan sesar naik Mamuju. Masyarakat diminta untuk menjauhi area pantai. Warga terdampak bencana gempa agar meninggalkan bangunan yang retak atau miring akibat gempa sebelumnya.

Peringatan ini mengantisipasi adanya potensi tsunami seperti di Palu pada 2018 lalu. Saat itu, tsunami langsung datang hanya berselang tiga menit setelah gempa.

BMKG juga memberitahukan kalau episenter gempa Majene di Sulawesi Barat yang terjadi pada 14-15 Januari 2021 berdekatan dengan sumber gempa yang memicu tsunami pada 23 Februari 1969. Saat itu terjadi gempa bumi berkekuatan 6,9 pada kedalaman hanya 13 kilometer.

Baca Juga: Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur Karena Peralihan Musim, Ini Penjelasan BMKG

"Sebelumnya pernah terjadi gempa pada 1969 yang menimbulkan tsunami empat meter. Saat itu gempa menyebabkan 64 orang meninggal, 97 luka-luka dan 1.287 rumah serta masjid rusak," ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dikutip KabarJoglosemar.com.

Demikian pula Koordinator Bidang Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan jika gempa di Majene Sulbar adalah perulangan gempa pada tahun 1969. Hal ini karena sumber gempa yang sama di bawah laut, yakni Sesar Naik Mamuju (Mamuju Thrust). ***

Halaman:

Editor: Galih Wijaya

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x