Jelang Pelantikan Joe Biden, Amerika Waspadai Serangan Bersenjata dan Tingkatkan Keamanan

- 18 Januari 2021, 06:25 WIB
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden /instagram.com/@joebiden

KABAR JOGLOSEMAR - Otoritas negara bagian telah meningkatkan keamanan akhir pekan ini menjelang upacara pelantikan Joe Biden pada Rabu, 20 Januari 2021.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi protes dan serangan bersenjata pada hari Minggu.

Pihak berwenang berharap untuk menghindari terulangnya kekerasan Capitol Hill yang menewaskan sejumlah orang pada 6 Januari saat kongres berlangsung.

Seperti dikutip Kabar Joglosemar dari DW, Biro Investigasi Federal (FBI) memetakan potensi serangan di semua gedung DPR negara bagian. Selain itu kepala negara bagian telah mengumumkan keadaan darurat dan menutup gedung DPR kepada publik.

Sebelumnya Presiden Trump terus menyuarakan tuduhan penipuan pemilu yang tidak berdasar dan mengatakan dia tidak akan berpartisipasi dalam pelantikan Biden.

Baca Juga: Joe Biden Ungkap Rencana Hari Pertama Usai Pelantikan Sebagai Presiden Amerika

Baca Juga: Setelah Terima SMS Blast, Ini Cara Daftar Ulang Vaksinasi COVID-19

Pada hari Rabu, Dewan Perwakilan Rakyat memakzulkan presiden untuk pemberontakan Capitol Hill yang menewaskan lima orang, termasuk seorang petugas polisi.

Petugas memprediksi demonstrasi pendukung Trump dapat berlangsung di semua gedung DPR negara bagian mulai hari Minggu.

Pengaturan keamanan yang ditingkatkan dapat dilihat dari Atlanta, Georgia hingga Sacramento, California sepanjang minggu.

Target utama protes bisa jadi adalah ibu kota negara, di mana Biden akan dilantik sebagai presiden Amerika Serikat ke-46 pada hari Rabu.

Ribuan pasukan Garda Nasional telah dikerahkan di Washington, dengan pasukan keamanan memblokir jalan-jalan di pusat kota dengan penghalang beton.

Baca Juga: Banjir di Kalimantan Selatan: 15 Orang Meninggal, 24.379 Rumah Terendam dan 39.549 Orang Mengungsi

Pada hari Sabtu, pejabat keamanan menangkap seorang pria bersenjata berat di Washington di sebuah pos pemeriksaan dekat Capitol AS.

Warga Virginia itu ditahan setelah polisi menemukannya dengan pistol dan lebih dari 500 butir amunisi, selongsong peluru dan sebuah magasin untuk pistol itu.

Otoritas negara juga prihatin tentang kemungkinan protes anti-Trump dan bentrokan kekerasan.

Pada hari Jumat, FBI di Tallahassee menangkap Daniel Alan Baker, mantan tentara Angkatan Darat AS, yang memposting video pendek di YouTube, mendesak orang-orang untuk melawan pengunjuk rasa pro-Trump di Florida.

"Baker mengeluarkan seruan untuk mempersenjatai individu yang berpikiran sama untuk menghadapi kekerasan pengunjuk rasa yang berkumpul di Florida Capitol Minggu ini," kata jaksa federal.

Baca Juga: Puasa Sunnah Senin Kamis, Bacaan Niat Lengkap Tulisan Arab dan Latin serta Terjemahan

Baca Juga: 7 Manfaat Buah Naga untuk Kecantikan, Bisa Bikin Glowing hingga Hilangkan Jerawat

"Dia secara khusus meminta orang lain untuk bergabung dengannya dalam mengepung setiap pengunjuk rasa dan mengurung mereka di kompleks Capitol menggunakan senjata api."

Washington DC berada dalam keadaan siaga tinggi menjelang pelantikan Biden.

National Mall, yang biasanya menjadi tempat ramai di sekitar pelantikan presiden telah dinyatakan terlarang atas permintaan Secret Service, yang menjamin keamanan presiden.

Pasukan mulai berdatangan ke Washington pada Sabtu setelah gubernur negara bagian menyetujui pengiriman Garda Nasional untuk melindungi ibu kota. Lebih dari 25.000 Penjaga akan tiba di kota pada awal minggu ini. ***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: DW


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah