Ghosting Jadi Kata yang Paling Dicari di Google Indonesia, Apa Artinya dan Dampaknya dalam Hubungan?

- 21 Desember 2020, 16:26 WIB
Ilustrasi ghosting
Ilustrasi ghosting /Kabar Joglosemar/Galih Wijaya

KABAR JOGLOSEMAR - Seiring dengan pesatnya teknologi, orang kerap mencari berbagai informasi lewat internet. Sepanjang tahun 2020 ini ada satu kata yang menempati urutan teratas dalam daftar pencarian yakni ghosting.

Jika kamu pernah mengalami situasi dimana seseorang memutuskan hubungan komunikasi dan menghilang tiba-tiba tanpa penjelasan dari seseorang, bisa jadi kamu sedang mengalami ghosting.

Fenomena ghosting ini bisa terjadi dalam lingkup pertemanan hingga hubungan pacaran.

Bisa dibilang, ini seperti fenomena menghilang tanpa jejak seperti hantu saat sedang nyaman-nyamannya.

Baca Juga: Kabar Gembira Khusus Driver Gojek, Telkomsel Berikan Paket Internet Sampai 20 GB, Begini Caranya

Berikut ini alasan seseorang melakukan ghosting kepadamu dari beberapa pakar seperti dikutip KabarJoglosemar.com dari The Washington Post.

1. Takut akan konfrontasi atau penolakan
Seorang Antropolog Biologi Helen Fisher menduga bahwa seseorang bisa saja melakukan ghosting karena mereka takut akan penolakan. Dia membeberkan bahwa seseorang bisa saja takut pengan pernyataan tertentu sehingga mereka memutuskan pergi.

2. Merasa orang lain itu berbahaya
Susan Kolod, seorang psikolog di New York mengatakan ghosting bisa saja terjadi dalam sebuah hubungan ketika seseorang merasa takut atau terancam. Orang yang takut dan terancam bisa tiba-tiba pergi tanpa mengatakan apa-apa.

Baca Juga: Kwon Nara Jelaskan Karakternya di Drama Terbaru Secret Royal Inspector

3. Kehilangan minat akan hubungan
Pelatih kencan Laurie Davis mengatakan bahwa orang yang jomblo kerap tak menyadari mereka melakukan ghosting.

"Kadang-kadang saya tidak berpikir orang bermaksud hantu, tetapi mereka melakukannya," kata Davis. Mungkin ini masalah waktu.

Umumnya orang yang melakukan ghosting belum membangun hubungan yang lama, kuat, dan dalam dengan seseorang. Bisa jadi mereka tidak menilai atau melihat adanya hubungan jangka panjang yang bisa didapatkan.

4. Mereka ingin menghindari menyakiti seseorang.
Kolod juga beranggapan alasan seseorang melakukan hal itu lantaran tidak ingin menyakiti orang lain.

Baca Juga: Lesty Kejora Masuk Daftar Wanita Tercantik di Dunia, Kalahkan Lisa BlackPink Hingga Angelina Jolie

Maksud hati tidak ingin menyakiti orang lain, seseorang bisa memilih menghindar dan melakukan ghosting dan membuat orang lain bingung.

“Seringkali yang saya dengar dari orang-orang adalah bahwa mereka merasa tidak ingin menyakiti orang lain, atau akan lebih baik jika tidak mengatakan hal-hal yang menyakitkan ini kepada orang lain,” kata Kolod.

Kolod mengatakan dia sering memiliki klien yang ingin menghindari membuat seseorang marah atau mengecewakan mereka, jadi mereka akan melakukan hal-hal tidak langsung untuk menghindarinya, dan ghosting adalah salah satu taktik tersebut.

5. Mereka sedang menghadapi depresi atau trauma.
Terkadang orang yang depresi akan menarik diri dari semua orang dalam hidup mereka, kata Kolod.

Baca Juga: Ini 5 Game Paling Dicari Sepanjang Tahun 2020, Ada Among Us hingga Genshin Impact

“Anda menjadi lumpuh dan Anda tidak bisa bertindak. Anda kewalahan. Ini adalah bagian lain dari penghindaran, tetapi lebih berkaitan dengan kelumpuhan. "

Bagi beberapa orang, ghosting bisa memiliki efek kumulatif, membuat mereka merasa getir dan pesimis tentang kencan secara umum.

Apa efeknya ghosting?

Pakar hubungan dan perilaku manusia di Arizona, Karen Ruskin mengatakan bahwa ghosting membawa efek yang menggangu bagi korbannya.

"Ghosting membuat orang yang ditinggalkan merasa disingkirkan," kata Ruskin seperti dikutip dari Health.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 21 Desember: Aldebaran dan Nino Rencanakan Sesuatu Demi Reyna, Gawat Nih!

“Itu membuat mereka merasa seperti sampah dan ketika saya mengatakan sampah, yang saya maksud adalah sampah literal seperti mereka merasa seperti telah dibuang. Mereka telah dibuang," imbuhnya.

Ditinggalkan dapat menyebabkan perasaan rendah diri, kecemasan, depresi, menyalahkan diri sendiri, dan harga diri rendah.

Ketika seseorang pergi tanpa penjelasan, orang yang ditinggalkan tidak dapat menyelidiki sisa-sisa hubungan dan mencari tahu apa yang salah dan tidak dapat belajar dari pengalaman itu, dan itu dapat menyebabkan masalah kesehatan mental jangka panjang.

“Orang yang mengalami ghosting tidak mendapatkan kesempatan untuk penutupan yang tepat dan oleh karena itu mungkin akan memiliki pertanyaan tentang keseluruhan tingkat daya tarik dan rasa layak mereka,” kata Kelifern Pomeranz, seorang psikolog klinis dan pakar hubungan.

Baca Juga: Hindari 3 Kebiasaan Buruk Ini Saat Mengisi Baterai HP, Jika Tidak HP Anda akan Mati Total

"Ini juga dapat menyebabkan meningkatnya rasa ketidakpercayaan dalam hubungan di masa depan, termasuk kekhawatiran tentang kemungkinan ditinggalkan."

Cara untuk pulih setelah mengalami ghosting

Ruskin menyarankan untuk pulih dari perasaan tak menyenangkan setelah mendapat perlakuan ghosting ialah menyadari bahwa kamu tidak dapat mengontrol perilaku orang lain.

Dia mengatakan bahwa kamu bisa mengontrol reaksi terhadapnya dan mengambil tindakan atas permasalahan tersebut sendiri. Dia juga merekomendasikan untuk fokus pada masa depan. ***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x