Efek Pandemi, 2,67 Juta Orang Indonesia Kehilangan Pekerjaan

- 24 November 2020, 08:22 WIB
Ilustrasi mencari pekerjaan.
Ilustrasi mencari pekerjaan. /Pixabay/niekverlaan

KABAR JOGLOSEMAR- Pandemi Corona yang terjadi selama 9 bulan ini membawa banyak dampak pada.

Berbagai sektor penting kehidupan, salah satunya sektor bisnis yang menjadi korban utama gelombang virus yang berasal dari Wuhan ini.

Baca Juga: Cek, 7 Rekening Ini Tidak Bisa Dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 5 yang Akan Cair

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji BPJS Tahap 5 Gelombang 2 Segera Cair, Ini Cara Cek Penerima Bantuan di Link Ini

Salah satu efek nyata pandemi adalah peningkatan jumlah pengangguran yang signifikan di Indonesia. 2,67 orang Indonesia tercatat kehilangan pekerjaanya.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan kembali terjadi peningkatan terhadap jumlah pengangguran di Indonesia, akibat pandemi Covid-19.

"Tambahan pengangguran akibat adanya Covid-19 adalah 2,67 juta orang,” tuturnya.

Sri Mulyani Indrawati seperti dikutip dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul Pengangguran Bertambah 2,67 Juta Orang, Sri Mulyani : Ini Tantangan yang Harus Kita Selesaikan, menuturkan bahwa selama periode Agustus 2019 sampai Agustus 2020, juga terdapat tambahan angkatan kerja baru sebanyak 2,36 juta orang.

Kemudian terjadi penurunan sebanyak 0,31 juta lapangan kerja karena Covid-19. Indrawati merinci dari 29,12 juta angkatan kerja yang terdampak Covid-19, sebanyak 2,56 juta orang merupakan pengangguran.

Kemudian sebanyak 0,7 juta orang bukan angkatan kerja, 1,77 juta orang sementara tidak bekerja, dan 24 juta orang bekerja tetapi dengan jam yang lebih rendah.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 5 Segera Cair Tapi Tidak untuk 7 Rekening Ini, Simak!

“Jadi tentu ini akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka, ini tantangan yang harus kita selesaikan,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa bertambahnya jumlah pengangguran, berimplikasi pada berkurangnya tingkat kesejahteraan masyarakat yang sebetulnya mencapai 10,96 %.

Meski begitu dengan adanya bantuan sosial (Bansos), maka kurangnya tingkat kesejahteraan itu berkurang menjadi 9,69%.

“Dengan adanya perlindungan sosial, kita bisa menurunkan dampak buruk dari yang seharusnya 10,96 % menjadi 9,69 %. Ini lebih rendah 1,5 %, itu suatu angka yang cukup signifikan,” jelasnya.

Tidak hanya itu, Sri Mulyani menyebutkan bahwa tingkat kesejahteraan yang menurun juga tercermin dari banyaknya masyarakat yang saat ini beralih dari sektor formal ke informal, yakni dari 44,12 persen turun ke 39,53 %.

Baca Juga: Ada Kesalahan, SM Entertainment Tunda Distribusi Album Terbaru NCT

Baca Juga: Ghibah Dilarang Agama, Ini 4 Cara untuk Menghindari Dosa Ghibah atau Julid

“Mereka kemudian menjadi pekerja di sektor informal, sehingga pekerja di sektor informal naik dari 55,8 % menjadi 60,4 %,” pungkasnya.*** (PikiranRakyat/Eka Alisa Putri)

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah