Pendapat Bahwa Film G30S/PKI Perlu Direvisi Ulang Sesuai Bukti dan Fakta Bukan Tafsir Penguasa

29 September 2020, 09:32 WIB
Sejarah G30S PKI. /mamikos.com

KABAR JOGLOSEMAR - Setiap bulan September isu Gerakan 30 September dan Partai Komunis Indonsesia (PKI) selalu menjadi isu yang dibicarakan oleh masyarakat Indonesia.

Seperti menjadi rutinitas, setiap tahun di akhir bulan September berbagai golongan masyarakat sering menggelar acara Nobar atau nonton bareng film peringatan gerakan 30 September atau G30S/PKI.

Berbagai tujuan melatari nobar fikm G30S/PKI tersebut. Mulai dari pengetahuan untuk generasi muda, mempelajari sejarah, hingga untuk menjadi bahan diskusi.

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Hari Ini, Selasa 29 September 2020, Logam Mulia Antam Retro dan Batik

Film tersebut sering dikaitkan dengan bagaimana pemuda zaman sekarang harus menjaga nilai-nilai pancasila yang merupakan ideologi bangsa.

Dilansir kabarjoglosemar. com dari Mantrasukabumi dalam artikel yang berjudul Dinilai Ditulis Nalar Oleh Penguasa Masa Itu, FILM G30S PKI Minta Direvisi Ulang Kelompok Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) bentukan relawan Jokowi-Amin menyatakan pendapatnya.

Mereka menilai film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S-PKI) sebaiknya direvisi, karena cenderung hanyalah sebuah tafsir sejarah ditulis nalar penguasa ketika itu.

Baca Juga: Rapper C Jamm Jalani Masa Percobaan Usai Tepuk Seorang Tamu Klub di Itaewon

"Perlu direvisi karena berbagai macam bukti dan fakta tidak sesuai dengan apa yang terjadi," kata Ketua Umum KITA Maman Imanulhaq di Majalengka, Kamis 24 Sptember 2020

"Kita ini adalah bangsa yang besar yang butuh kejujuran dan butuh juga keberanian untuk mengungkap fakta yang sebenarnya, maka alih-alih kita nonton produk film yang sudah kadaluarsa," imbuhnya.

Menurutnya, perlu dihadirkan karya seni lain yang lebih jujur dan berani untuk menjadi pijakan moral, agar Indonesia lebih dapat melihat ke depan, tidak terpaku tafsiran sejarah sepihak.

Baca Juga: SF9 Akan Luncurkan Album Spesial untuk Rayakan 4 Tahun Debut

 

"Kita butuh sebuah tafsiran yang lebih realistis apalagi generasi milenial hari ini lebih membutuhkan sesuatu yang jujur, sesuatu yang lebih konstruktif untuk melihat masa depan yang akan datang," ucap tokoh muda NU ini.

Sisi lain, ia mengharapkan, pemerintah maupun masyarakat secara inisiatif lebih membuat produk-produk kebudayaan dengan arah menguatkan kembali nasionalisme.

"Produk kebudayaan yang membuat tetap kita bersatu untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar kita, sebagai sebuah bangsa," pungkasnya.***(Fauzan Evan/Matrasukabumi)

Editor: Sunti Melati

Sumber: Mantrasukabumi.com

Tags

Terkini

Terpopuler