3 Strategi Ini Diterapkan Hadapi Lonjakan Kasus Corona

2 Juli 2021, 20:53 WIB
Ilustrasi virus corona delta plus /Pixabay

KABAR JOGLOSEMAR - Sesuai petunjuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),pemerintah menerapkan 3 strategi menghadapi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Ketiga strategi itu adalah deteksi, terapeutik dan vaksinasi.

Yang dimaksudkan dengan deteksi adalah penerapan 3T yakni testing, tracing dan treatment dan perubahan perilaku dalam menjalankan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dan program vaksinasi.

Baca Juga: S.Coups SEVENTEEN Sebut Gaay Kepemimpinannya Berubah dari Debut Dulu

Kemudian terapeutik yakni perawatan bagi mereka yang sakit. Ketiga hal itu berjalan beriringan atau bersamaan guna menekan pandemi Covi-19.

Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, kedua strategi itu berlaku untuk menangani orang yang sehat, sementara bagi mereka yang sakit ada strategi perawan.

Dalam keterangan secara virtual terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jakarta, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah berupaya meningkatkan jumlah pengetesan dan pelacakan menjadi 3 sampai 4 kali lipat dari sebelumnya seperti yang dilakukan oleh negara-negara lain yang memiliki angka kasus Covid-19 tinggi.

Baca Juga: Henri Subiakto Blak-blakan Ungkap Tak Sedikit Kalangan Minta UU ITE Dihapus

Dikatakan, pemerintah memprioritaskan pengetesan epidemiologis atau khusus untuk suspek atau orang yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Dengan demikian, diharapkan dari sekitar 100 ribu sekarang bisa naik menjadi 400-500 ribu testing per hari.

"Kita sudah memberikan guidance sesuai WHO standard kalau positivity rate di bawah 5 persen hanya 1/1000 per minggu, kalau 5 sampai 15 persen 5/1.000 per minggu, dan seterusnya,” kata Budi Gunadi Sadikin dikutip Kabar Joglosemar dari laman kominfo.go.id pada Jumat, 2 Juli 2021.

Selain itu, pemerintah akan memastikan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit hanya mereka yang memiliki gejala sedang sampai berat. Hal ini dimaksudkan agar pasien yang tidak bergejala tidak akan terekspos oleh virus di rumah sakit.

Baca Juga: Soal Somasi Deddy Corbuzier dan Mongol, Ini Kata Ketua Pembuat Pedoman UU ITE

"Masyarakat tidak usah panik, kalau tidak ada sesak nafas, kalau saturasi oksigena masih di atas 95 persen, kalau tidak ada komorbid, lebih baik dirawat di rumah kalau dia positif atau dirawat di isolasi terpusat seperti di Wisma Atlet,” kata Menteri Kesehatan.

Pemerintah pun memastikan ketersediaan pasokan oksigen di seluruh rumah sakit di Pulau Jawa dan memastikan manajemen di setiap rumah sakit berjalan dengan baik.

“Kita juga akan memastikan oksigen akan dirapikan supply dan demand untuk seluruh rumah sakit di Jawa. Kita akan monitor ketat,” kata Menkes Budi Gunadi.

Untuk itu pula, pemerintah akan mengeluarkan aturan mengenai telemedicine untuk daerah-daerah yang memiliki tekanan kasus sangat tinggi seperti Jakarta, sehingga kesehatan para pasien yang sedang diisolasi secara mandiri selalu terpantau oleh para dokter.

Baca Juga: Ambarrukmo Plaza Tutup Sementara, 4 Tenant Ini Tetap Dibuka

Khusus bagi daerah dengan sebaran kasus tinggi, pemerintah juga telah menyediakan tempat isolasi terpusat seperti Wisma Nagrak, Rusun Pasar Rumput dan Asrama Haji yang kapasitasnya sama dengan Wisma Atlet.

Sementara langkah penanganan Covid-19 lainnya dengan mempercepat vaksinasi, terutama bagi daerah zona merah. Pemerintah mengarahkan jatah vaksin yang diperoleh untuk daerah-daerah tersebut.

"Bulan ini dilakukan percepatan vaksinasi dan ditargetkan bulan depan 70 persen sudah divaksinasi untuk daerah-daerah yang zona merah tersebut,” kata MenkesBudi Gunadi Sadikin.***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Tags

Terkini

Terpopuler