Ekonomi Indonesia pada Bulan Maret 2021 Melanjutkan Perbaikan

24 April 2021, 06:52 WIB
Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo. /Instagram.com/@prastowoyustinus
 

KABAR JOGLOSEMAR - Kinerja berbagai indikator perekonomian global terpantau positif. Optimisme pemulihan ekonomi global pun menguat, tetapi masih ada risiko ketidakpastian.

Untuk itu, harus terus mengendalikan pandemi untuk mempercepat recovery dan memperkuat reform.

"Perekonomian Indonesia di bulan Maret 2021 masih terus melanjutkan perbaikan. Perluasan vaksinasi dan kebijakan PPKM Mikro yang terkendali berjalan seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat," kata Yustinus Prastowo, Staf Ahli Menteri Keuangan, dalam akun twitter @prastow pada Jumat 23 April 2021.

Baca Juga: 11 Spot Asyik Ngabuburit di Solo, dari Galabo hingga Stadion Manahan Solo

Menurut Yustinus Prastowo, indikator utama perekonomian domestik terus positif di tengah peningkatan kepercayaan konsumen, insentif mendorong tingkat konsumsi.

Sementara penjualan kendaraan bermotor dan konsumsi listrik meningkat, menunjukkan indikator perekonomian yang baik dari sisi produksi maupun konsumsi.

Dikatakan, ekspor/impor serta konsumsi listrik tumbuh positif seiring peningkatan mobilitas. Sementara Indeks Ekspektasi konsumen, konsumsi semen dan PMI manufaktur yang juga meningkat telah mengindikasikan pemulihan ekonomi telah sesuai jalur.

Baca Juga: Manchester City Datangkan Pemain Belia Berusia 17 Tahun asal Brasil

Leading indicator menunjukkan perbaikan pada Maret sesuai dengan ekspektasi, base effect penerapan PSBB di awal pandemi mulai terlihat pada indikator Maret 2021. Gambar ini menunjukkan bahwa di bulan Maret seluruh indikator telah berwarna hijau atau mengalami pertumbuhan.

"APBN menjadi satu-satunya instrumen untuk mendorong perekonomian Indonesia kembali pulih. APBN bekerja luar biasa keras untuk menarik kembali ke zona positif atau countercilycal. Semua masyarakat tersentuh dengan APBN, apa yang telah dilakukan di 2020 terus dilanjut pada 2021," kata Yustinus Prastowo.

Sementara belanja negara juga tumbuh cukup tinggi. Hal ini didorong pertumbuhan belanja barang, modal dan bansos. Belanja negara juga makin diakselerasi dan pembiayaan investasi dipercepat untuk mendorong pemulihan yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Lee Ji Hoon Ungkap Kepribadian Kim So Hyun 'River Where The Moon Rises'

"Ini dia belanja yg dahsyat, keberpihak yang nyata. Kerja keras untuk perekonomian dan masyarakat: vaksinasi, biaya perawatan, bantuan pelaku usaha mikro, dana BOS, pemeliharaan infrastruktur, sedangkan perjalanan dinas turun tajam," katanya.***

 
Editor: Sunti Melati

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler