Gunung Semeru Meletus dan Luncurkan Awan Panas, 550 Warga Mengungsi 

1 Desember 2020, 15:14 WIB
Gunung Semeru yang meletus hari ini. /Pixabay/astama81

KABAR JOGLOSEMAR - Sebanyak 550 warga mengungsi akibat Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur meluncurkan awan panas.

Pengungsian berada di dua titik, yakni di pos pantau ada 300 jiwa dan sisanya di Desa Supiturang.

Dari hasil pemantauan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, data sementara pada Selasa (1/12/2020) pukul 09.00 WIB, pengungsian tersebar di dua titik.

Baca Juga: 3 Daftar Smartphone Murah dengan Prosesor ‘Mediatek’ yang Cocok Untuk Belajar Online

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum dan masker.

Daerah yang berpotensi terdampak aktivitas vulkanik yaitu Desa Supiturang, Desa Oro-oro Ombo dan Rowobaung di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro. Sejumlah desa tersebut berada Kabupaten Lumajang.

Menurut Dr Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, upaya penanganan darurat dilakukan oleh berbagai pihak.

Penanganan dipimpin BPBD Kabupaten Lumajang dengan membuka pos pengungsian lapangan di Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Di samping itu, menurut Raditya yang dikutip Kabar Joglosemar dari laman resmi bnpb.go.id, untuk menghindari abu vulkanik dan penerapan protokol kesehatan, BPBD dan dinas kesehatan membagikan 4.000 masker.

Baca Juga: Jarak Luncur Awan Panas Akibat Letusan Gunung Semeru Capai 2.000 Meter

Sedangkan dinas sosial mempersiapkan operasional dapur umum. Selain itu, TNI, Polri dan dinas terkait turut mendukung penanganan darurat di lapangan. 

Menurut Raditya, PVMBG merekomendasikan beberapa poin. Pertama, masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.

Dan kedua, mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko. Status aktivitas vulkanik Gunung Semeru berada pada level II atau ‘Waspada.’

Melihat kronologi, secara visual pada periode 1 Oktober hingga 30 November 2020, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. 

Baca Juga: Effendi Gazali Nyatakan Penyelundupan Ekspor Benih Lobster Sudah Dilakukan Sejak Dulu

Erupsi terjadi menerus dan menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah/puncak. Guguran batuan dari arah puncak terjadi tidak menerus sejak 19 Oktober 2020. 

Kemudian pada 28 November terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 km ke sektor tenggara lereng. 

Dan 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB,awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 hingga 11 Km ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru. ***

 

 

 

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler