Hukum Ghibah dalam Islam dan Cara Menghindarinya

- 10 Agustus 2021, 10:07 WIB
Ilustrasi orang sedang ghibah
Ilustrasi orang sedang ghibah /freepik.com/peoplecreations

KABAR JOGLOSEMAR- Ghibah tentu tak asing didengar oleh kita semua, banyak orang-orang yang suka menggibah.

Padahal, ghibah merupakan suatu hal yang harus dihindari dan apabila melakukannya akan mendapatkan dosa yang besar.

Baca Juga: 6 Cara Memadamkan Amarah Menurut Islam, Tidur Salah Satunya

Ghibah secara bahasa dapat diartikan sebagai membicarakan hal yang positif maupun negatif kepada seseorang yang tidak ada dalam pembicaraan tersebut.

Namun, secara istilah berarti membicarakan keburukan, atau hal tidak disukai pada seseorang yang dibicarakan. Berbeda halnya dengan dusta, jika dusta itu berbohong dan ghibah itu memang benar.

Rasulullah pernah menyinggung dengan sahabatnya tentang ghibah dalam sebuah hadits sebagai berikut:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُوْنَ مَا الْغِيْبَةُ ؟ قَالُوْا : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، فَقِيْلَ : أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخْيْ مَا أَقُوْلُ ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “’Tahukah kalian apa itu ghibah?’ Lalu sahabat berkata: ‘Allah dan rasulNya yang lebih tahu’. Rasulullah bersabda: ‘Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci’. Beliau ditanya: ‘Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar tentang saudaraku?’ Rasulullah bersabda: ‘jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu.’” (HR. Muslim)

Baca Juga: 3 Amalan Yang Dicintai Allah SWT

Hukum Ghibah

Banyak orang yang tidak tahu bahwasannya ghibah itu hukumnya haram. Mengghibah diumpamakan seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati. Berikut firmannya:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمُ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُم أَنْ يَأكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۚ وَاتَّقُوْا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوّابٌ رَحيمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan jangan di antara kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kalian akan merasa jijik. Bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12).

Baca Juga: BSU BLT BPJS Ketenagakerjaan Segera Ditransfer, Cek Penerima Subsidi Gaji di 3 Cara Ini

Dalam dalil lain disebutkan sebagai berikut:

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya riba yang paling bahaya adalah berpanjang kalam (ucapan) dalam membicarakan (keburukan) seorang muslim dengan (cara) yang tidak benar.” (H.R. Abu Daud).

Ahmad dari Jabir bin Abdullah berkata, “Kami pernah bersama Nabi tiba-tiba tercium bau busuk yang tidak mengenakan. Kemudian Rasulullah berkata; ‘Tahukah kamu, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang mengghibah (menggosip) kaum mukminin.”

Cara Menghindari Ghibah

Karena hukum mengghibah adalah haram, sudah selayaknya untuk dihindari. Berikut cara yang dapat dilakukan untuk menghindari ghibah:

1. Mengingat Aibnya Sendiri

Cara ini sama seperti peribahasa “Semut di seberang lautaan nampak, sedangkan gajah di pelupuk mata tak nampak”. Sebagaimana perkataan Abu Hurairah sebagai berikut,

“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya, tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.”

Baca Juga: 5 Buah yang Dapat Menurunkan Darah Tinggi, Buah Lokal Salah Satunya

2. Beranggapan Bahwasannya Diri Sendiri Lebih Rendah Daripada Orang Lain

Abdullah Al Muzani berkata,

“Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah. Jika ada orang lain yang lebih tua darimu maka seharusnya engkau katakan:

“Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih dariku maka ia lebih baik dariku.” Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu maka seharusnya engkau katakan, “Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka ia sebenarnya lebih baik dariku.”

Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat yang lebih tua atau yang lebih muda darimu”***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x