Lingkungan yang tidak langsung dibersihkan pasca banjir, dan kontaminasi bakteri yang terbawa oleh banjir pada makanan, dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya diare.
Baca Juga: Mengenal Gangguan Kecemasan 'Anxiety Disorder' pada Artis Korea, dari Penyebab hingga Gejalanya
Gejala diare cukup bervariasi, mulai dari sakit perut singkat dengan Buang Air Besar (BAB) tidak terlalu encer, hingga kram perut hebat yang disertai intensitas BAB yang cukup tinggi dengan disertai keluarnya lendir dan darah.
Penyakit ini tidak boleh dianggap remeh karena data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa setiap tahunnya ada hampir 2 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia meninggal akibat diare.
Sebanyak 8,5 persen dari angka tersebut adalah anak-anak dari negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Kristen Gray, WNA yang Ajak Bule Pindah ke Bali saat Pandemi Diperiksa Imigrasi
Baca Juga: Soal Vaksin COVID-19, Natalius Pigai: Jangan Salah Langkah, Jangan Memaksa
3. Kolera
Penyakit kolera disebabkan oleh minuman dan makanan yang terkontaminasi dengan bakteri Vibrio Cholerae.
Penyakit ini memiliki gejala yang hampir mirip dengan diare, yaitu tingginya intensitas BAB. Bedanya, pada kolera biasanya disertai muntah-muntah.