8 Mitos Hipertensi yang Dipercaya Banyak Orang  

- 17 Desember 2020, 16:21 WIB
Ilustrasi tekanan darah tinggi
Ilustrasi tekanan darah tinggi /

 

KABAR JOGLOSEMAR – Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tingginya tekanan darah pada dinding pembuluh arteri.

Banyak mitos tentang penyakit ini yang beredar di masyarakat. Padahal, seperti namanya, mitos tidaklah selalu benar.

Hipertensi terjadi ketika tekanan darah mencapai 140/120 hingga dalam kondisi yang lebih parah mencapai 180/120.

Baca Juga: Ibunya Ngefans Pemain Sinetron Ikatan Cinta, Inul Daratista Dapat Bonus

Biasanya, hipertensi tidak selalu menujukkan gejala. Namun, apabila dibiarkan akan menyebabkan penyakit berbahaya seperti stroke.

Seperti dikutip Kabar Joglosemar.com dari laman medicalnewstodat.com berikut ini mitos yang beredar seputar penyakit hipertensi:

1.Tekanan Darah Bukanlah Hal yang Serius

Ini tentu salah karena tekanan darah sangatlah penting bagi Kesehatan. Tekanan darah tinggi atau hipertensi apabila dibiarkan terus-menerus dapat merusak kinerja organ.

Berbagai penyakit yang disebabkan oleh hipertensi di antaranya serangan jantung, stroke, gagal jantung, disfungsi seksual, dan lain-lain.

Baca Juga: Seorang Petugas Kesehatan Alaska Alami Alergi Usai dapat Suntikan Vaksin Corona dari Pfizer

2.Hipertensi Tidak Bisa Sembuh Karena Faktor Keturunan

Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2017, hipertensi memang terpengaruh oleh komponen genetik. Namun, hipertensi tetap dapat dihindari.

Ada banyak faktor yang mendukung seseorang untuk terkena hipertensi. Misalnya saja karena gaya hidup yang buruk,

3.Darah Tinggi Sesuai Dengan Bertambahnya Usia

Meskipun hipertensi lebih umum diderita oleh orang-orang tua, namun sebenarnya bisa juga diderita oleh orang paruh baya dan dewasa muda.

Namun, dengan pola hidup sehat seperti mengurangi asupan garam, olahraga teratur, tidak merokok, dapat mengurangi risiko hipertensi tersebut.

Baca Juga: Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo Catat 2 Rekor Baru untuk Kabupaten Sleman dan DIY

Baca Juga: Banyak Cara Dilakukan Demi Bongkar Kelicikan Elsa, Apa yang Dirahasiakan Aldebaran?

4.Hipertensi Ditandai Gejala Tertentu

Hipertensi cenderung tidak memiliki gejala. Satu-satunya cara untuk mendeteksi hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah.

5.Tidak Menggunakan Garam Meja Berarti Aman

Menggunakan garam tetap dianjurkan oleh World Health Organization (WHO). Asalkan, penggunaan tersebut sesuai takaran, yakni di bawah lima gram per hari.

Justru, mengonsumsi garam sesuai takaran terbukti dapat mengurangi jumlah kematian di dunia hingga 2,5 juta jiwa per tahunnya.

Baca Juga: Diundang ke Rekonstruksi namun Tak Hadir, Ini Alasan KontraS

Baca Juga: Ini Tanggal Libur Cuti Bersama di Desember 2020 Setelah Direvisi

6.Ketika Obat Efektif Menurunkan Tekanan Darah, Maka Bisa Berhenti Meminumnya

Beberapa orang minum obat untuk mengobati hipertensi. Dan hasilnya tekanan darahnya berhasil turun dan normal kembali.

Kebanyakan, orang akan menghentikan konsumsi obat ketika di fase ini. Namun, sebenarnya itu tindakan yang salah. Hipertensi bisa berlangsung seumur hidup.

Untuk menghentikan konsumsi obat, harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Baca Juga: BLT UMKM Rp 2,4 Juta Akan Dibuka Lagi Tahun 2021, Catat Syaratnya

Baca Juga: EU Akan Beri Putusan Penggunaan Vaksin Corona Pfizer Pada 23 Desember

7.Hipertensi Dapat Disembuhkan

Faktanya, hipertensi tidak dapat disembuhkan. Namun, ada beberapa cara untuk mengurangi dampak hipertensi terhadap Kesehatan.

Di antaranya yaitu mengurangi konsumsi alcohol, olahraga, melakukan diet, mengelola stress, tidak merokok, dan lain-lain.

8.Hanya Pria yang Mengalami Hipertensi

Pria memang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena hipertensi hingga usia 45 tahun. Namun, dalam rentang usia 45-64 tahun, risiko pria dan wanita sama.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Akan Terus Disalurkan Hingga Capai 12,4 Juta Penerima

Baca Juga: Ini yang Dimakan RM BTS saat Cheating Day dari Diet

Baru kemudian setelah 64 tahun, risiko wanita lebih besar dari risiko pria untuk terkena hipertensi.

Dengan mengetahui mitos terkait hipertensi, tentu dapat membantu mengurangi dampaknya terhadap masyarakat.***

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x