Begini Tips Agar Anak Siap Mengikuti Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

9 Juni 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi sekolah /pixabay/ aditiotantra

KABAR JOGLOSEMAR - Pemerintah Indonesia akan memberlakukan pembelajaran tatap muka jika sudah dilakukan vaksinasi Covid-19.

Namun, keputusan masih dikembalikan lagi kepada orangtua dengan memperhatikan beberapa saat anak datang ke sekolah.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan jika sebanyak 8,5 persen dari jumlah total penderita Covid-19 merupakan anak-anak berusia di bawah 18 tahun.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 9 Juni 2021: Aldebaran Makin Berjasa, Elsa Kian Tersiksa Karena Ulah Ricky

Selain itu, biasanya gejalanya lebih ringan tetapi ada juga laporan pasien anak kritis. Angka kematian juha lebih sedikit. Dilansir Kabar Joglosemar dari Antara, ada berbagai penelitian yang dilakukan berbagai negara terkait risiko anak tertular Covid-19.

Hasilnya, risiko anak tertular Covid-19 lebil kecil daripada orang dewasa. Mereka yang diteliti antara lain berumur 9 tahun, 15 tahun dan 18 tahun.

Dokter spesialis anak, dr Tuty Mariana, SpA, dari Primaya Hospital Bekasi Timur mengungkapkan kluster sekolah muncul di sekolah-sekolah di berbagai negara lantaran gejalanya lebih sedikit.

Baca Juga: Mewah Bertabur Berlian, Intip Harga Cincin Tunangan Lesty Kejora dan Rizky Billar

Sakitnya juga tidak terlalu parah bahkan kasus positifnya kadang tidak terdekteksi. Tingkat penularan di kalangan remaja justru lebih tinggi. Tentu saja perlu kesadaran menerapkan protokol kesehatan.

Dokter spesialis anak dr Ria Yoanita, SpA dari Primaya Evasari Hospital menyampaikan ada beberapa hal yang diperhatikan para orangtua dan pihak sekolah jika nantinya dilakukan pembelajaran tatap muka.

Berikut beberapa tips melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah meskipun secara terbatas:

1. Cek kondisi kesehatan

Diungkapkan dokter Ria, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengecek kondisi kesehatan tubuh secara berkala, yakni mengukur suhu tubuh setiap hari.

Selain itu, jika mengalami gejala-gejala batuk, pilek bahkan sesak napas, sebaiknya tidak masuk sekolah.

2. Membuang sampah

Situasi pandemi Covid-19 mengajarkan banyak hal terutama lebih menjaga kebersihan dan kesehatan. Ajarilah anak-anak untuk memakai masker dengan benar tetapi juga diminta untuk membuangkan ke tempat sampah.

Baca Juga: Pendaftaran BLT UMKM Tahap 2 Dibuka Sampai 28 Juni 2021, Simak Syarat dan Cara Mendaftarnya

Sampaikan kepada anak-anak agar mengganti masker yang sudah basah atau kotor. Lalu buang ke tempat sampah khusus untuk masker. Hal ini untuk mencegah terjadinya penyebaran kuman di berbagai tempat.

3. Etika batuk dan bersin

Gejala Covid-19 ini seperti sakit batuk pilek pada umumnya. WHO memperingatkan supaya menerapkan etika batuk dan bersin tanpa melepas masker.

Segera buang masker kalau sudah basah terlbeih karena batuk dan pilek. Cuci tangan setelah bersin atau batuk. Apalagi kalau tangan memegang masker.

4. Ajari kebersihan

Selalu ingatkan dan ajari anak untuk menjalankan kebersihan seperti mencuci tangan, membawa air minum sendiri, termasuk membawa bekal.

Sampaikan agar menghindari menyentuh area mata, wajah, maupun masker. Sediakan juga handsanitizer khusus anak supaya lebih aman di kulit.

Baca Juga: Tidak Bisa Dilihat dari Indonesia, Ini Link Live Streaming untuk Menyaksikan Gerhana Matahari Cincin 10 Juni

“Tidak cukup dengan protokol kesehatan, penghuni sekolah mesti senantiasa menjaga kebersihan selama di sekolah. Salah satu caranya dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). untuk membantu penerapan PHBS, sekolah harus menyediakan sarana sanitasi dan kebersihan,” terang dokter Ria.

Ia mengingatkan supaya toilet selalu bersih, selalu sediakan sabun dan tempat cuci tangan. Selain itu juga hand sanitizer disediakan di sekolah.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyampaikan setelah dilakukan vaksinasi Covid-19 di sektor pendidikan akan dilakukan pembelajaran tatap muka. ***

 

Editor: Sunti Melati

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler