Sementara untuk lembaga internasional, proyeksi yang didapat justru lebih dalam dibandingkan kondisi ekonomi nasional.
"Untuk outlook global dari IMF tidak ada perubahan karena masih dari Juni 2020 lalu di mana untuk tahun ini global ekonomi diperkirakan mengalami kontraksi mendekati lima persen yaitu 4,9 persen," ujarnya.
Selain itu ada pula World Bank atau Bank Dunia berada pada level 0 persen dan OECD yang mengalami minus 3,3 persen.
"Untuk tahun depan semua lembaga Internasional ini memprediksikan pemulihan ekonomi dunia pada kisaran antara 4-5 persen," tambahnya.
Baca Juga: Baekhyun EXO Rilis OST Drama Korea Record of Youth
Sri Mulyani menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020 yakni minus 5,32 persen.
"Dan mungkin juga masih berlangsung untuk kuartal 4 yang kita upayakan bisa mendekati 0 atau positif," ujar Menteri Keuangan.
Namun ia meyakini bahwa kasus Covid-19 dapat diatasi saat adanya pengujian vaksin virus corona terhadap sejumlah relawan di Kota Bandung.
"Ini tentu sebagai konsekuensi dari tahun ini yang menurun namun juga pada saat yang sama berasumsi bahwa kondisi Covid-19 dapat terjaga atau bisa dikelola dan mulai tersedianya vaksin yang kemudian menyebabkan kondisi kegiatan ekonomi bisa lebih ditingkatkan," ujar Sri Mulyani.
Ia mengatakan, stimulus pun dilakukan oleh semua negara demi menghindari minimalnya penurunan ekonomi atau menguatnya pemulihan ekonomi pada tahun 2021 mendatang.