Network
KABAR JOGLOSEMAR - Menurut budaya Jawa memiliki tanah atau rumah merupakan “pulung” atau termasuk sebuah keberuntungan dan rejeki dari Tuhan Yang Mahas Kuasa.
Sebab kepemilikan tanah atau rumah itu diibaratkan seperti juga perjodohan, punya uang banyak atau cukup untuk beli sebidang tanah ataupun rumah kalau belum pulung-nya (rejeki) maka tanah yang dikehendaki nggak bisa terbeli yang disebabkan banyak hal, ada saja yang terjadi jika berhasil dimiliki yang akhirnya tanah itu akan dijual lagi.
Baca Juga: Lama Tak Terdengar Publik, SBY Muncul dan Bilang Inna Lillahi...
Baca Juga: Contoh Formulir untuk Daftar Banpres UMKM Rp 2,4 Juta atau BPUM, Download di Sini
Namun sebaliknya punya uang yang papasan bahkan kurang, jika sudah menjadi pulung-nya maka tanah yang dijual dapat terbeli atau dimilikinya, hingga awet untuk menjadi tempat tinggal.
Berdasar artikel yang ditulis oleh Sastra Amidjaja, di Majalah Jawa, terbitan Java Institute, edisi bulan Desember 1923 yang dirilis ulang oleh Hermanu dalam bukunya berjudul “Seni Awang-awang Arsitektur Jawa Lama”, terbitan Bentara Budaya Yogyakarta Mei 2004. Ada 6 sifat tanah yang baik, menurut Adat Budaya Jawa, yaitu, tanah yang disebut Gasik, Eloh, Jujugan, Reja, Ayem, dan Lempar.
Gasik, yaitu tanah yang tidak berlumpur atau becek dalam musim penghujan dan tidak pecah-pecah atau nelo (seperti ketela, red) dalam musim kemarau.
Baca Juga: Micin Bisa untuk Pupuk Tanaman Hias, Juga 8 Bahan Alami Ini Agar Daun Lebat dan Mengkilap
Eloh, tanah yang gemuk atau tanah yang baik (subur) untuk bertanam pepohonan dan buah-buahan.
Jujugan, adalah tanah yang letaknya strategis.
