8 Ramalan Jayabaya yang Diyakini Menjadi Kenyataan

- 12 Desember 2020, 13:58 WIB
Prabu Jayabaya, Raja Kediri
Prabu Jayabaya, Raja Kediri /Instagram.com/@realhistoryuncovered

KABAR JOGLOSEMAR – Salah satu raja terkenal dari Kerajaan Kediri, Prabu Jayabaya, dikenal sebagai raja yang sakti dengan ramalan yang hebat.

Kini, setelah ratusan tahun berlalu, ramalan-ramalan tersebut diyakini banyak orang telah menjadi kenyataan.

Raja Kediri dengan gelar lengkap Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama Jayabhayalancana ini merupakan raja Kediri yang paling terkenal.

Ia terkenal sakti dan mampu membawa Kerajaan Kediri menuju puncak kejayaannya kala itu. Prabu Jayabaya membuat banyak ramalan yang dituangkan dalam Kitab Jangka Jayabaya.

Baca Juga: Ikatan Cinta 12 Desember: Nino Tak Jadi Ceraikan Elsa Demi Adopsi Reyna?

Kini, setelah hampir seribu tahun pasca berdirinya Kerajaan Kediri, ramalan itu masih terkenal dan diketahui banyak orang.

Melihat kondisi sekarang, banyak orang yang menyadari bahwa kondisi dan peristiwa itu telah tertulis dalam Kitab Jangka Jayabaya hampir seribu tahun yang lalu.

Diketahui bahwa Prabu Jayabaya telah meramalkan beberapa peristiwa yang akan terjadi pada tahun kembar. Saat ini, kita tengah berada di tahun kembar, yakni 2020.

Kira-kira, apa saja isi ramalan tersebut yang dipercaya telah menjadi kenyataan? Berikut ini isi ramalan Jayabaya seperti dikutip KabarJoglosemar.com dari Lingkar Madiun dalam artikel berjudul 8 Isi Ramalan Jayabaya Tentang Tahun Kembar yang Terbukti Nyata di Indonesia Tahun 2020.

Baca Juga: BLT Guru Madrasah Cair Rp1,8 Juta, Cek Dulu Persyaratannya

1. Jawa Akan Terpecah-pecah

Prof. Arysio Nunes dos Santos, Ph.D dalam bukunya Atlantis The Lost Continent Finally Found telah melakukan penelitian tentang hal ini.

Ia menyebutkan atlantis adalah negeri tropis yang melimpah mineral dan kekayaan hayati dalam segala kemewahan itu lenyap tersapu bencana maha besar yang memisahkan Jawa dari Sumatra menenggelamkan lebih dari separuh pada 11.600 tahun yang lalu.

Ternyata, bencana tersebut masuk ke dalam Jangka Jayabaya. Di kitab tersebut, disebutkan bahwa di jaman kalijaga, Jawa masih menyatu dengan pulau-pulau lain di Nusantara. Namun, akhirnya Jawa terpecah menjadi pulau kecil.

2. Maraknya seks bebas

Dalam kitabnya, Prabu Jayabaya juga memberikan gambaran tentang perilaku seks bebas yang kini banyak dilakukan masyarakat.

Dalam jangka Jayabaya pernah diungkapkan bahwa nanti akan ada banyak kaum laki laki dan kaum perempuan yang kehilangan rasa hormat sampai rasa malu ada lagi yang mengungkapkan dalam jangka Jayabaya yakni "Wong wadon ilang kawirangane wong lanang ilang prawirane"

Artinya banyak perempuan hilang rasa malunya dan banyak laki laki hilang rasa kehormatannya. Dan prediksi ini sudah terbukti.

Baca Juga: Sebelum Ikatan Cinta, Ada Spesial Top 3 MasterChef Indonesia Season 7 Mulai Pukul 16.45 WIB

Nukilan jangka Jayabaya mengungkapkan "Akeh udan salah mangsa, akeh prawan tua, akeh rondo nglairake anak, akeh jabang bayi lahir nggoleki bapake"

Artinya banyak hujan turun bukan pada musimnya, banyak perawan tua yang terlambat menikah karena terlalu memilih milih pasangan dan yang mementingkan karir, banyak janda melahirkan anak dan banyak yang lahir mencari siapa bapaknya.

3. Praktek Korupsi Dimana mana

Kitab jangka Jayabaya memprediksi akan terjadi praktek korupsi di tanah air yang dulu bernama Nuswantara hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya pejabat yang haus akan kekuasaan  dan melanggar sumpah sumpah jabatannya.

Perlambang itu antara lain adalah "akeh janji ora ditetepi, akeh wong nglanggar sumpahe dewe"

Artinya banyak orang yang melanggar janji dan sumpah jabatan yang diartikan untuk para pejabat banyak dilanggar.

Baca Juga: 7 Hama Tanaman Hias yang Harus Diwaspadai karena Bisa Rusak Daun Janda Bolong

"Akeh manungso mung ngutamakne duwit, lali kemenungsan, lali kebecikan, lali sanak, lali kandang"

Artinya banyak manusia yang hanya mengutamakan uang, lupa perikemanusiaan, lupa kebaikan, dan lupa saudara.

Kejadian kejadian yang diprediksi Jayabaya sudah terbukti. Bahkan, baru-baru ini terjadi kasus korupsi yang melibatkan Menteri KKP Edhy Prabowo dan Mensos Juliari Batubara.

4. Muncul Pesawat Terbang dan Hilangnya Pasar

Jayabaya bisa memprediksi pasar rakyat yang biasanya ramai di pagi hari kini tida bisa didengar lagi dalam radius 5 km.

Ini telah terjadi saat ini di mana banyak orang melakukan jual beli secara diam-diam atau tidak melalui pasar tradisional. Jual beli dapat dilakukan lewat online melalui marketplace.

Baca Juga: 4 Hari Lagi! Segera Isi Survei Evaluasi untuk Dapat Insentif Rp 150 Ribu

Beberapa sindiran halus antara lain:

"Mbesuk yen ana kereta mlaku tanpa jaran tanah jawa kalungan wesi, prau mlaku neng duwur awang awang kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange iku tandane yen tekane jaman Jayabaya wis cedak."

Artinya, besok kalau sudah ada kereta berjalan tanpa kuda tanah jawa jawa berkalung besi artinya adanya kereta api. Perahu berjalan diatas angkasa artinya adanya pesawat terbang.

Sungai hilang kedungnya artinya hilangnya sumber air dan ini sudah terbukti. Pasar hilang kumandangnya, dimana jaman dahulu pasar di pagi hari seperti suara lebah karena pedagang dan pembeli bisa terdengar di radius 5 km.

5. Tren orang mencari pesugihan

Dalam kitab jangka Jayabaya juga mengatakan maraknya fenomena tergila gila dengan pesugihan, karena malas bekerja mencari uang .

Perlambangan tersebut mengatakan "Akeh wong nyambut gawe apik-apik pada ngrasa isin luweh utama ngapusi, wegah nyambut gawe kepengen kepenak, ngumbar nafsu angkara murka, nggedekake duraka."

Baca Juga: Alhamdulillah Cair, Segera Cek BLT Guru Madrasah dengan Membuka Link simpatika.kemenag.go.id

Artinya banyak orang yang bekerja baik-baik merasa malu lebih utama menipu, bayak yang malas bekerja tapi ingin kaya (mungkin dengan mencari pesugihan atau tumbal), banyak orang mengumbar nafsu angkara murka dan memperbesar perbuatan durhaka.

Lagi-lagi, ini sudah terbukti pada zaman sekarang, banyak orang yang masih mencari praktek dukun dan pesugihan.

6. Pulau Jawa Sering terjadi banjir

Jayabaya sudah memperkirakan bahwa banyak kawasan di Jawa bakal tergenang air. Di mana Jayabaya menyebut masa itu sebagai jaman Kalatirto.

Zaman Kalatirto (zaman air) diyakini Jayabaya sebagai banjir karena Sang Hyang Raja Kano yang bertahta di negara Purwocarito sering menata batu besar untuk membendung kali (sungai) dan bengawan. Masa itu dihitung mulai 301-400 tahun matahari atau 310-412 tahun Candra.

Baca Juga: Pupuk Organik yang Cocok Untuk Janda Bolong, Aglonema, dan Tanaman Hias Lainnya

Bisa kita lilhat bahwa di perkotaan seperti DKI Jakarta sering terjadi banjir. Selain itu, di Sidoarjo juga ada lumpur Lapindo.

7. Na-Ta-Na-Ga-ra

Kata No dan to adalah merujuk pada presiden pertama Republik Indonesia yaitu Soekar-no dan presiden kedua Soehar-to.

Sedangkan untuk kata setelahnya yaitu No beberapa orang ahli ada yang berpendapat No merujuk pada Presiden Habibie.

Presiden Habibie dengan menterjemahkan kata Habibi dalam bahasa arab artinya cinta. Cinta dalam bahasa jawa adalah tres-No jadi cocok dengan prediksi Prabu Jayabaya yaitu yang dimaksud Presiden Habibie.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Penjelasan soal Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2

8. Akan ada kulit kuning melepaskan Indonesia dari kekejaman kulit putih

Masa penjajahan Belanda di Indonesia diketahui mencapai usia 350 tahun. Hal itu tentu sangat membekas bagi bangsa Indonesia.

Setelah 350 tahun, datanglah bangsa Jepang yang merebut penjajahan Belanda atas Indonesia. Hal itu ternyata sudah pernah diprediksikan oleh Jayabaya.

Ia mengatakan bahwa akan ada masanya datang kulit kuning yang melepaskan Indonesia dari kekejaman kulit putih.

Baca Juga: Masih Ada Kesempatan, Cek 3 Syarat Jadi Penerima BLT Modal Usaha Rp3,5 Juta

Kulit kuning yang dimaksud adalah orang Jepang, sedangkan kulit putih yang dimaksud adalah orang Belanda.

Meskipun Jepang juga membuat rakyat Indonesia menderita, namun ramalan ini terbukti bahwa Jepang mampu menyingkirkan Belanda yang telah berkuasa selama 350 tahun.*** (Ninik Kurnia/Lingkar Madiun)

Editor: Galih Wijaya

Sumber: Lingkar Madiun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x