Menilik Mitos Malam 1 Suro yang Dipercayai Masyarakat Jawa

19 Agustus 2020, 10:07 WIB
Tangkapan layar acara Kirab Pusaka Kerbau Bule Slamet di Malam 1 Suro di Solo /

KABAR JOGLOSEMAR - Pada kepercayaan sebagian masyarakat jawa malam 1 Suro ini dipandang memiliki makna mistis lebih dibanding dengan hari-hari biasa.

Dalam pola pikir tradisional masyarakat Jawa terdapat kepercayaan dan keyakinan kepada hari-hari dan bulan yang mereka anggap suci dan keramat.

Bulan yang dianggap suci bagi masyarakat Jawa pada umumnya adalah Bulan Suro. Suro merupakan bulan pertama diantara 12 bulan dalam kalender Jawa yang meliputi Suro, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, Besar.Inilah yang oleh orang Jawa disebut dengan tahun Jawa.

Tahun ini diciptakan oleh Sultan Agung dengan mengikuti perhitungan peredaran bulan.

Baca Juga: Presiden Mali Ibrahim Boubacar Menyatakan Mundur usai Terjadi Kudeta

Orang Jawa tradisional memperingati bulan Suro ini, tepatnya tanggal 1 Suro dengan kegiatan Suran. Suran adalah adat kebiasaan menyambut datangnya tahun baru Jawa berupa kegiatan-kegiatan spiritual yang biasa disebut dengan selamatan.

Kehidupan keluarga Jawa terutama sekali para petani-petani tradisional mementingkan tujuan kebahagian yang wujudnya antara lain adalah selamat tidak ada gangguan apapun

Itulah sebabnya keluarga Jawa banyak disibukkan dengan berbagai selamatan yang harus diselenggarakan. Selamatan merupakan bentuk ritual inti sebagian masyarakat dimana pandangan kaum abangan paling menonjol.

Abangan adalah salah satu kelompok masyarakat jawa dimana memiliki pandangan hidup mereka yang mewakili suatu golongan yang menitik beratkan pada aspek-aspek animisme sinkretisme jawa secara keseluruhan dan pada umumnya diasosiasikan dengan unsur petani desa; santri yang mewakili suatu golongan yang menitikberatkan pada aspek-aspek Islam sinkretisme dan pada umumnya diasosiasikan dengan unsur pedagang (juga dengan unsur-unsur tertentu kaum tani); dan priyayiyang mewakili suatu golongan yang diasosiasikan dengan unsur birokrat

Baca Juga: Presiden Mali Ibrahim Boubacar Menyatakan Mundur usai Terjadi Kudeta

Namun dibalik itu semua tidak sedikit orang memiliki pandangan mitos saat pergantian tahun baru Islam ini semakin dekat, bahkan sebagian masyarakat juga mempercayai mitos tersebut.

Berikut ini adalah beberapa hal yang dipercayai masyarakat akan Malam 1 Suro.

1. Pantang Adakan Pesta Pernikahan

Budaya Jawa sangat memantangkan jika orang tua menikahkan anaknya pada bulan Suro. Kepercayaan mereka mengatakan jika tetap dilakukan, keluarga akan mendapat kesialan.

Beberapa mengatakan ini hanyalah mitos belaka. Alasanya, jika masyarakat mengadakan pesta pada malam Suro, ini dianggap akan menyaingi ritual keraton yang akan dirasa sepi.

Selain pesta pernikahan, pesta-pesta lainnya seperti sunatan dan lainnya juga dilarang. Sampai sekarang, mitos ini masih dipercaya oleh masyarakat Jawa.

2. Tak boleh keluar rumah

Saat malam 1 suro, masyarakat Jawa percaya lebih baik berdiam diri di rumah. Karena jika pergi keluar, kesialan dan hal buruk bisa saja menimpa.

Baca Juga: Hoshi, Wonwoo, THE8 Lihat Hantu Wanita saat Syuting Variety Show GOING SEVENTEEN

3. Melakukan pindah rumah

Menurut Primbon orang Jawa, ada yang disebut hari baik dan ada pula hari buruk. Sebagian orang percaya untuk tidak melakukan pindahan rumah saat malam satu suro karena dianggap bukan hari baik.

4. Tak boleh berbicara

Beberapa orang memilih untuk melakukan ritual masing-masing saat 1 Suro. Beberapa orang di antaranya adalah tapa bisu.

Saat mengikuti ritual tapa bisu, yakni mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta sangat dipantang untuk berbicara satu kata pun. Makan, minum serta merokok juga sangat dilarang untuk dilakukan saat ritual tersebut.

Baca Juga: Jurnalis di Kolombia Ditembak hingga Dipotong Jarinya Oleh Oknum Aparat Militer

5. Malam 1 Suro adalah lebarannya makhluk gaib

Kisah ini pasti kerap terdengar di telinga kita, sebagian masyarakat pada masa lalu mempercayai jika malam 1 suro merupakan lebaran bagi makhluk gaib sehingga banyak diantara mereka yang keluar dari tempat persinggahan masing-masing.

Anehnya mitos ini kerap dikaitkan dengan hadirnya penampakan serta gangguan makhluk gaib pada malam itu.

Entah dari mana awal mitos ini muncul, yang jelas mitos tersebut hingga saat ini masih dipercaya.
Bahkan banyak orang-orang menganggap malam 1 suro ini membawa kebencanaan atau kesialan yang akan menimpa manusia.

Karena dari itu ritual ruwatan seringkali diadakan dengan maksud untuk membuang kesialan tersebut.***

 

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Tags

Terkini

Terpopuler