Candi Ceto Jawa Tengah, Liburan Serasa ke Pulau Bali

6 Desember 2020, 13:41 WIB
Lambang Pertemuan Lingga dan Yoni yang merupakan simbul Hindu di Candi Ceto Jawa Tengah. /KabarJoglosemar.com/Tedy Kartyadi

KABAR JOGLOSEMAR - Libur akhir tahun dan cuti bersama pada bulan Desember 2020 masih dalam suasana pandemi Covid-19, untuk giat mengisi liburan selain harus melaksanakan protokol kesehatan, selalu waspada jaga kesehatan, serta harus bijaksana dalam menentukan tujuan berwisata.

Banyak yang mengatakan bahwa saat ini berwisata di alam terbuka lebih baik daripada wisata indoor atau di tempat tertutup.

Baca Juga: Ini Link untuk Nonton MAMA 2020, Jangan Sampai Ketinggalan

Obyek wisata Candi Ceto barang kali bisa menjadi alternatif untuk mengisi acara liburan akhir tahun.

Candi Ceto terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa Cetha, Kelurhan Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Suasana Candi Ceto yang berkabut mulai banyak dikunjungi wisatawan, Sabtu (5/12/2020). KabarJoglosemar.com/Tedy Kartyadi

Berada pada ketinggian 1.496 mdpl, dapat ditempuh dengan sepeda motor atau kendaraan roda empat dengan kondisi yang prima, berjarak 40 km dari Kota Surakarta.

Komplek Candi Ceto berlatar belakang agama Hindu ini memanjang ke belakang dengan panjang 190 m dan lebar 30 m.

Memiliki 13 teras yang disusun meninggi ke arah puncak dan menghadap ke barat. Masa pendirian candi diperkirakan sekitar abad XV.

Hal ini didasarkan adanya sengkalan tahun terpahat pada gapura teras VII dengan sengkalan yang berbunyi “goh wiku hanahtiku” (1397 Saka/ 1475 Masehi).

Baca Juga: 4 Makanan Khas Magelang yang Cocok untuk Dijadikan Oleh-Oleh

Sebagaimana dipaparkan Balai Cagar Budaya Jawa Tengah dalam papan informasi di halaman candi, informasi dan data tentang keberadaan Candi Ceto cukup lengkap, antara lain potret candi saat pemugaran pertama kali Tahun 1928.

Penjelasan keunikan Candi Ceto yang terlihatan dari bentuk seni bangunan yang berteras seperti punden berundak.

Patung di Candi Ceto, Jawa Tengah KabarJoglosemar.com/Tedy Kartyadi

Juga bentuk arca-arcanya masih sangat sederhana dan belum menunjukkan bentuk kedewaan. Candi ini hingga kini masih dipergunakan oleh masyarakat Hindu guna melaksanakan kegiatan keagamaan.

“Saya baru pertama ini wisata ke Candi Ceto. Suasana, tempat, kesejukan udara dan berkabut seperti pemandangan pura-pura besar yang ada di Pulau Dewata, Bali,” ungkap Nita Yudanti wisatawan dari Yogyakarta, saat disapa oleh KABAR JOGLOSEMAR, Sabtu (5/12/2020), di Candi Ceto.

Keberadaan Candi Ceto masih ada hubungan sejarah dengan berdirinya Candi Sukuh, letak masih sama di kawasan lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Baca Juga: Cocok untuk OOTD, Ini 7 Cafe Instagrammable di Jogja

Berdasar prasasti yang ditemukan, Candi Ceto digunakan untuk ruwatan atau pembebasan, dikaitkan dengan cerita Sudamala yang terdapat pada relief di Candi Sukuh.

Sejak terjadinya pandemi, Candi Ceto baru dibuka kembali untuk umum baru dua bulan ini sejak September 2020.

Para tukang sedang bekerja memperbaiki bangunan yang ada di komplek Candi Ceto. KabarJoglosemar.com/Tedy Kartyadi

Penutupan candi juga bersamaan dengan adanya proyek pemugaran renovasi bangunan faslitas candi yang ditargetkan selesai pertengahan Desember 2020 ini.

Direkomendasikan kendaraan harus benar-benar prima karena jalan menuju obyek wisata berliku dan curam di tengah hamparan perkebunan teh.

Baca Juga: 5 Kuliner Legendaris Semarang yang Wajib Dicicipi

Selain menikmati keindahan tinggalah leluhur, wisatawan pun dapat menikmati keindahan alam setempat dengan istirahat sejenak di kafe-kafe yang bertumbuhan di sekitarnya.***

 

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Tags

Terkini

Terpopuler